Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Ekspor Jakarta Di Januari Naik 3,3%

Putri Anisa Yuliani
02/3/2022 13:36
Ekspor Jakarta Di Januari Naik 3,3%
Ilustrasi(Antara/Muhammad Adimaja. )

PADA Januari 2022, ekspor Jakarta kembali menyentuh nilai 1 miliar US$, ini adalah kali ketiga selama kurun waktu tiga tahun terakhir. Nilai ini meningkat 3,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month). Peningkatan ini tak lepas dari menguatnya nilai ekspor komoditas utama, seperti logam mulia dan perhiasan/permata, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan).

"Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year), nilai ini bahkan meningkat jauh lebih cepat, yakni 20,6%. Komoditas yang mendongkrak peningkatan pada periode ini adalah lemak dan minyak hewan/nabati, yang kenaikannya melebihi 100%," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono dalam keterangan resminya, Selasa (1/3).

Kinerja ekspor Januari kembali meningkat, setelah bulan sebelumnya terjadi penurunan kegiatan ekspor bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Nilai ekspor Jakarta tercatat US$ 1,0 miliar, atau meningkat 3,3% dari bulan lalu. Peningkatan ini sedikit di bawah ekspor bulan November (US$ 1,04 miliar) yang masih menjadi rekor pencapaian nilai ekspor selama masa pandemi.

Seperti kondisi pada bulan lalu, Industri manufaktur masih menjadi sektor utama pendorong tingginya nilai ekspor pada Januari 2022. Dengan nilai ekspor mencapai US$ 0,9 miliar (tumbuh 2,7% dibanding bulan lalu), industri manufaktur memberikan kontribusi 95,2% terhadap total ekspor Jakarta. Di saat yang sama, ekspor komoditas pertanian dan pertambangan juga menunjukkan peningkatan, masing-masing 17,1% dan 53,9%. Kenaikan ini semakin mempertajam kinerja ekspor Jakarta.

"Di sisi lain, penurunan terjadi pada sektor migas 14,9%. Adanya larangan ekspor batu bara selama Januari 2022 disinyalir menjadi penyebab utamanya. Meskipun demikian, penurunan ini tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja ekspor secara umum," tutur Anggoro.

Ditinjau dari komoditasnya, logam mulia dan perhiasan/permata, mencapai kenaikan dengan persentase tertinggi, yakni 88,4%. Kenaikan ini dipicu meningkatnya nilai ekspor logam mulia dan perhiasan/permata ke Hongkong yang mencapai lima kali lipat dari bulan sebelumnya. Selanjutnya, kenaikan ini diikuti oleh empat komoditas utama lainnya, yaitu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (21,7%), pakaian dan aksesorinya yang bukan rajutan (6,4%), kendaraan dan bagiannya (2,9%), dan pakaian dan aksesorinya yang rajutan (0,2%.

Sementara itu, lima komoditas utama lainnya yang juga merupakan output industri manufaktur menurun nilai ekspornya. Komoditas ikan, krustasea, dan moluskamenjadi komoditas dengan penurunan terdalam, yakni 18,1%. Penurunan tersebut terjadi di beberapa negara yang menjadi negara tujuan utama, denganpenurunan terdalam terjadi ke China yang mencapai minus 38,6%. Empat komoditas lainnya yang juga turun nilai ekspornya, yaitu mesin dan perlengkapanelektrik serta bagiannya (minus 17,2%), lemak dan minyak hewani/nabati (minus 10,3%), berbagai produk kimia (minus 4,8%), serta sabun dan preparat pembersih (minus 3,7%).

Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan negara tujuan utama, pada Januari 2022 terjadi peningkatan pada enam negara tujuan utama. Peningkatan tertinggi adalah ke Hongkong (169,7%), yang didorong oleh peningkatan nilai ekspor logam mulia dan perhiasan/permata ke Hongkong secara fantastis sebesar US$ 31,0 juta. Meskipun demikian, kenaikan tersebut belum bisa menggoyang posisi Singapura yang selama ini menjadi negara dengan tujuan terbesar ekspor logam mulia dan perhiasan/permata. Nilai ekspor terbesar berikutnya untuk tujuan Thailand (42,9%), Filipina (32,5%), Malaysia (24,8%), Singapura (8,4%), dan Amerika Serikat (3,8%). Sementara itu, terjadi penurunan nilai ekspor ke empat negara lainnya, yaitu Vietnam (28,2%), China (21,0%), Jepang (4,8%) dan Taiwan (6,0%). (OL-12)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya