Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Solusi Banjir Rob DKI Tak Cukup Tanggul Pantai, Perlu Restorasi Kawasan

Hilda Julaika
08/12/2021 14:04
Solusi Banjir Rob DKI Tak Cukup Tanggul Pantai, Perlu Restorasi Kawasan
Ilustrasi(ANTARA)

UNTUK pertama kalinya Kawasan Ancol mengalami banjir rob menyusul adanya gelombang tinggi yang menyebabkan banjir rob terjadi di berbagai wilayah. Di antaranya di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat. 

Pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta pun akan melanjutkan pembangunan tanggul pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCID) di sepanjang pesisir Ibu Kota. Namun, pengamat Tata Kota, Nirwono Joga menilai pembangunan tanggul tidak bisa menjadi solusi efektif. 

Baca juga: Demo Buruh, Polda Metro Bakal Tutup Jalur ke Balai Kota

“Pembangunan tanggul dan pengadaan pompa dalam jangka panjang sangat tidak ramah lingkungan. Karena membutuhkan biaya pemeliharaan dan perawatan yang sangat tinggi/mahal,” kata Nirwono saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (8/12). 

Ia mencontohkan, untuk tanggul pantai ini membutuhkan penyesuaian kondisi dan ongkos tambahan di kemudian hari. Karena perlu dilakukan pengecekan kebocoran atau keretakan tanggul dan peninggian tanggul. Hal ini dilakukan seiring dengan kenaikan air laut ke depannya. 

“Hal ini sama saja dengan menunda bencana di masa depan,” jelasnya. 

Untuk itu, menurutnya Pemprov DKI Jakarta perlu untuk Menyusun rencana induk restorasi kawasan pesisir pantai utara (pantura) Jakarta sepanjang 32 km. Hal ini bisa dilakukan secara bertahap penerapannya dalam 10 tahun ke depan. 

“Sekaligus sebagai bahan sosialisasi ke masyarakat terdampak banjir rob permanen dan rencana relokasi permukiman warga di dalamnya,” imbuhnya. 

Selain itu, menurut Pusat Studi Tsunami Jepang, sepanjang 500 meter dari garis pantai ke arah daratan harus bebas bangunan untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) hutan mangrove/pantai sebagai benteng alami meredam banjir rob, abrasi pantai, hingga terjangan tsunami.

“Untuk itu permukiman warga perlu direlokasi secara bertahap/langsung semuanya (tergantung dana APBD yang tersedia) ke hunian vertikal terdekat lengkap/dekat dengan fasilitas pendidikan dan tempat usaha,” pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya