Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Bank Sampah Kurangi Beban TPST Bantar Gebang

Putri Anisa Yuliani
28/4/2016 02:48
Bank Sampah Kurangi Beban TPST Bantar Gebang
(ANTARA)

KEHADIRAN bank sampah bisa mengurangi volume sampah DKI Jakarta yang diangkut ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi.

Selain itu, bank sampah menjadi cara tepat dalam pengelolaan sampah jangka panjang di Ibu Kota.

Sayangnya, hingga kini baru ada 367 bank sampah yang tersebar di seluruh wilayah, jauh dari angka ideal.

Oleh karena itu, Dinas Kebersihan DKI Jakarta akan terus mendorong agar bank sampah ada di setiap RW, pasar tradisional, dan rumah susun (rusun).

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, bila seluruh rusun telah memiliki bank sampah, pihaknya akan mengalokasikan 80 truk sampah anorganik yang akan berkeliling mengambil sampah di setiap rusun.

Cara itu diharapkan bisa memotivasi warga untuk terus menabung di bank sampah.

"Semakin banyak bank sampah, volume sampah yang diangkut ke Bantar Gebang akan berkurang. Selain itu akan menambah nilai ekonomi bagi warga," kata Isnawa seusai peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi bersama PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) di kantor Dinas Kebersihan DKI, kemarin.

Saat ini, volume sampah warga DKI Jakarta mencapai 7.000 ton per hari dan hampir semuanya diangkut ke TPST Bantar Gebang karena yang dikelola oleh bank sampah masih minim. Sampah sebanyak itu diangkut menggunakan 1.292 truk.

Oleh karena itu, ia juga mendukung peran swasta dalam membentuk dan membina bank sampah.

Salah satu yang dilakukan Dinas Kebersihan DKI ialah dengan memberikan pelatihan tentang mengelola bank sampah kepada komunitas bank sampah binaan PT Palyja.

Isnawa menambahkan, pembinaan terhadap warga terkait dengan pengelolaan sampah melalui bank sampah memang harus dilakukan berkelanjutan.

Jika dibiarkan tanpa ada pembinaan, bank sampah perlahan akan mati.

"Kita butuh pendampingan yang berkelanjutan, karena yang paling sulit dalam mengelola bank sampah ialah komitmen," ujarnya.

Senada dengan Isnawa, Manajer Kehumasan dan Tanggung Jawab Sosial Palyja Meyritha Meylanie mengaku kesulitan dalam menambah jumlah bank sampah akibat rendahnya komitmen dan kesadaran warga.

Menurutnya, sejak 2009 hanya ada tujuh bank sampah yang bertahan.

Padahal perusahaan pengelola air bersih itu menargetkan pertumbuhan bank sampah binaan mereka mencapai tiga unit per tahun.

"Dulu kita targetkan bisa tambah tiga unit per tahun. Sekarang, dari 2009 hanya tujuh yang ada. Memang sangat sulit untuk mempertahankannya karena komitmen (warga) rendah sekali," ujarnya.


Audit TPST

Terkait dengan audit terhadap perusahaan pengelola TPST Bantar Gebang, PT Godang Tua Jaya, yang dilakukan oleh konsultan independen, Isnawa menargetkan selesai pada akhir Mei mendatang.

Menurut Isnawa, audit dilakukan berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas anggaran DKI Jakarta 2014.

"Konsultan sudah bekerja mulai 22 April lalu. Diperkirakan audit berlangsung satu bulan. Jadi saya berharap akhir bulan depan hasil audit dan rekomendasi atas pengelolaan Bantar Gebang sudah ada," katanya. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya