Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BANJIR di Kota Bekasi yang menggenangi ribuan rumah, sejak Kamis hingga Jumat (21-22/4), bisa saja terulang selama pembenahan total dan kerja sama pemerintah antardaerah tidak dilakukan.
Penegasan itu disampaikan Sekretaris Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, Arief Maulana, saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (23/4).
Perbaikan tanggul yang akan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, diyakini Aries, tidak akan menyelesaikan persoalan luapan air Kali Bekasi ke permukiman warga.
Menurut Aries, pembenahan persoalan Kali Bekasi memang tidak semudah pengerjaan satu proyek pembangunan. Selain biaya besar, koordinasi antarwilayah hulu ke hilir pun sangat diperlukan. “Enggak semudah seperti mengerjakan perbaikan jalan rusak,” ungkap Arief.
Dari hitungan Arief, sedikitnya perlu dana Rp100 miliar untuk membenahi daerah banjir di sepanjang Kali Bekasi. Dana sebesar itu digunakan untuk pembebasan lahan milik warga. Di lahan itu dibuat program pengentasan banjir, seperti terminal air (situ), yang dilanjutkan dengan penghijauan di sepanjang aliran Kali Bekasi.
Selama ini aliran air Kali Bekasi yang turun dari hulu, Kabupaten Bogor, ke hilir melewati Kota Bekasi menjadi deras saat musim hujan. Kekuatan tanggul yang ada pun lambat laun akan semakin menurun. Pembangunan tanggul pun tak bisa diandalkan selamanya.
“Kalau mau andalkan tanggul dalam jangka pendek memungkinkan, tapi pasti ada kemungkinan bocor lagi, jebol lagi, rembes lagi,” jelas Arief.
Pertemuan dua sungai
Dataran di sepanjang Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi telah berkembang menjadi permukiman padat. Pertemuan dua sungai itu dikenal sebagai Sungai Bekasi. Hal itu, menurut Arief, menyebabkan Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Perumahan Kemang Pratama, Perumahan Kemang IFI, Perumuhan Bumi Nasio, dan Pondok Mitra Lestari (PML) kerap banjir. Lokasi perumahan itu tepat berada di persimpangan pertemuan kedua sungai. Meskipun sudah ditinggikan, tanggul tetap tak bisa membendung derasnya arus sungai.
Namun, pihaknya tetap melakukan penanganan darurat dengan meninggikan posisi tanggul menjadi 6 meter. Pengerjaannya menggunakan APBD Kota Bekasi sebanyak Rp5 miliar. Peninggian itu ditargetkan selesai pada 2018 mendatang karena panjang tanggul yang dibuat mencapai 1.500 meter.
“Kemampuan APBD Kota hanya bisa sebatas meninggikan tanggul. Itu hanya solusi sementara,” kata dia.
Di sisi lain, Kepala BPBD Kota Bekasi, Heri Ismiraldi, menyampaikan sedikitnya 10 ribu warga menjadi korban banjir yang terjadi pada Kamis (21/4). “Saat ini warga sudah bisa kembali ke rumah masing-masing. Air sudah surut, tinggal sisa-sisa lumpur setinggi 40 sentimeter,” ujarnya.
Tim BPBD masih menyediakan logistik di dalam posko darurat sebagai bekal bagi para warga. Bantuan medis pun tetap disiagakan hingga situasi kembali kondusif. Selain itu, pihaknya pun dibantu jajaran samping, seperti unsur TNI dan Polri, dalam membantu para korban. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved