Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TIDAK ada raut penyesalan yang ditunjukkan Kusmayadi alias Agus, 31, saat diperiksa penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Seusai ditangkap di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/4), pria beristri dan beranak satu yang diduga telah memutilasi selingkuhannya, Nuri Atikah, 34, itu bahkan mengaku baru saja menjenguk selingkuhan lainnya yang tinggal di Surabaya.
”Dia playboy. Dia mengaku punya banyak pacar di setiap tempat kerjanya. Kepada setiap pacarnya, dia mengaku masih bujang,” jelas Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti, Kamis (21/4).
Kepada penyidik, pria asal Bogor, Jawa Barat, itu memang mengaku punya kekasih di setiap rumah makan Padang yang pernah menjadi tempat kerjanya. Ada yang di Lampung, Jakarta, Tangerang, dan juga di Surabaya. Anak-istrinya dia tinggalkan di Bogor.
Saat bekerja di sebuah rumah makan Padang di Tangerang, ia bertemu dengan Nuri yang merupakan teman sekerjanya. Saat itu, Nuri menjadi kasir.
Kepada Nuri yang telah berstatus janda itu, Agus kembali menggunakan jurus andalannya, yakni mengaku bujang.
“Mereka berdua intens berkomunikasi hingga akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama,” terang Krishna.
Nuri yang akhirnya mengandung pun mulai menagih keseriusan Agus untuk segera melamarnya. Apalagi, usia kandungannya sudah mencapai tujuh bulan.
“Saya hanya bilang sabar ya,” ujar Agus kepada penyidik yang terus menginterogasinya dengan rinci.
Nuri tak puas dengan jawaban seperti itu. Ia terus mendesak dan berujung pada pertengkaran hebat keduanya.
Karena tak kuasa menahan emosi, Agus pun memiting leher Nuri supaya selingkuhannya itu berhenti bicara. Tak sadar, ia sudah memitingnya selama 30 menit hingga akhirnya napas Nuri benar-benar berhenti.
Kepanikan pun menguasai Agus. Ia berpikir keras untuk menghilangkan jejak. Ia lalu memutilasi pacarnya, membuangnya ke sungai, dan langsung melarikan diri ke Surabaya.
Selama sepekan di Surabaya, ia tinggal di rumah kontrakan pacarnya yang lain.
“Saat ditangkap, yang bersangkutan juga tidak melawan. Kami tangkap dengan elok,” kata Krishna.
Neng Tuti Gustina, 30, istri Agus, hanya bisa pasrah mendengar suaminya ditangkap atas kasus pembunuhan itu. Rasa sedih sekaligus marah bercampur baur di hatinya.
Hal yang diherankannya ialah perilaku Agus selama ini kepadanya sangat bertanggung jawab dan tak pernah berbicara apalagi berperilaku kasar.
“Saat ini saya masih terguncang. Tidak sangka suami saya berbuat separah itu. Walau bagaimanapun, sampai saat ini saya masih istrinya dan dia suami saya. Jadi saya akan datang melihat dia,” katanya saat ditemui di kediamannya di Kampung Jambu, Desa Sibanteng Leuwisadeng, Bogor. (Budi Ernanto/ Dede Susianti/Sumantri/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved