Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
PENGGUNA kereta commuter line yang biasa naik maupun turun di Stasiun Tebet makin mudah dalam menjangkau bus Trans-Jakarta untuk melanjutkan perjalanan ke berbagai tujuan.
Stasiun itu kini telah dilayani bus Kopaja Trans-Jakarta.
Sejak pekan lalu, ada dua rute yang dilayani Kopaja Trans-Jakarta dari stasiun itu, yakni Stasiun Tebet-Kuningan dan Stasiun Tebet-Kampung Melayu-Jatinegara.
Oleh karena itu, penumpang kereka yang akan berpindah ke bus Trans-Jakarta atau sebaliknya tidak perlu lagi repot berganti-ganti angkutan umum lain.
Ada 10 unit bus berkapasitas 25 tempat duduk yang siap mengantar penumpang commuter line ke dua jalur Trans-Jakarta itu.
Jam operasional bus warna biru muda-putih itu juga disesuaikan dengan jam beroperasinya Trans-Jakarta, yakni mulai pukul 04.30 hingga 22.30 WIB.
Dengan membayar tarif Rp3.500 untuk sekali jalan, penumpang yang akan melanjutkan perjalananan menggunakan bus Trans-Jakarta tidak perlu lagi membayar atau membeli tiket lagi di halte.
Dengan dilayaninya trayek Stasiun Tebet-Kampung Melayu-Jatinegara menggunakan Kopaja, penumpang commuter line bisa berpindah ke bus Trans-Jakarta koridor 5 rute Kampung Melayu-Ancol.
Sementara itu, pengguna Kopaja rute Stasiun Tebet-Kuningan dapat beroindah ke bus Trans-Jakarta koridor 6 yang melayani jalur Ragunan-Dukuh Atas.
Bahkan, selain menjangkau halte Trans-Jakarta, bus Kopaja yang secara operasional telah bergabung ke PT Trans Jakarta itu juga bisa menaikturunkan penumpang di halte bus reguler.
"Penumpang bisa dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan tujuan masing-masing dan tidak selalu harus di halte bus Trans-Jakarta. Karena bus pengumpan ini sama dengan bus reguler," kata salah seorang petugas on board Kopaja Trans-Jakarta, Sahrul.
Kehadiran bus berukuran sedang di jalur reguler dengan layanan standar Trans-Jakarta itu disambut para penumpang yang merasa terbantu dalam mendapatkan angkutan umum.
Apalagi, kondisi bus nyaman dan tarif lebih murah bila dibandingkan dengan angkutan kota (angkot).
Nurma, 21, mahasiswa salah satu universitas swasta di kawasan Lenteng Agung, mengatakan sebelum ada bus Kopaja Trans-Jakarta, ia harus menumpang angkot dua kali untuk mencapai Stasiun Tebet dengan ongkos Rp7.000.
Namun, setelah ada Kopaja, dari kawasan Senen, Jakarta Pusat, ia cukup membayar ongkos Rp3.500 untuk bisa sampai di Stasiun Tebet.
Stasiun lain
Kelebihan lainnya ialah kondisi bus yang dilengkapi pendingin udara yang membuatnya merasa nyaman.
Selain itu, pengemudi bus taat aturan dan tidak berhenti sembarangan.
"Kalau naik (Kopaja Trans-Jakarta) ini lebih aman. Abangnya (sopir) enggak ngebut. Terus, naik dan turunya juga di halte bus," katanya saat berada di bus itu, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, ia berharap bus feeder atau pengumpan jenis itu bisa dioperasikan di stasiun lain dan terintegrasi dengan Trans-Jakarta.
Dengan demikian, masyarakat perlahan bisa meninggalkan kendaraan pribadi dan berpindah ke transportasi umum.
Hal senada dikatakan penumpang lainnya, Sisca, 43, warga Kota Depok.
Untuk menjangkau kantornya di kawasan Karet, Jakarta Selatan, dari Stasiun Tebet, ia tidak perlu lagi naik mikrolet nomor trayek 44 yang kerap mengetem di sembarang tempat hingga menimbulkan kemacetan.
Sememtara itu, salah satu sopir mikrolet 44, Rudi, mengaku jumlah penumpangnya terus berkurang sejak beroperasinya bus pengumpan Trans-Jakarta itu di Stasiun Tebet.
Ia menduga para pelanggannya telah berpidah ke bus tersebut.
"Biasanya sekali narik, mobil penuh penumpang, 14 orang. Sekarang cuma delapan penumpang," katanya. (Put/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved