Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KEPADATAN lalu lintas pada hari kedua uji coba penghapusan kebijakan 3 in 1 semakin parah bila dibandingkan dengan hari pertama, Selasa (5/4).
Kendaraan yang sebelumnya tidak bebas melintas, kemarin, memadati jalan-jalan protokol yang ditetapkan sebagai kawasan terbatas itu.
Berdasarkan pantauan di sejumlah ruas jalan, sejak pukul 07.20 WIB lalu lintas dari kawasan Mampang Prapatan hingga Jalan Jenderal Sudirman, dipadati mobil.
Banyaknya mobil di Jalan Gatot Subroto membuat sepeda motor di jalur itu sulit melintas.
Kondisi serupa juga terjadi di Jalan Sudirman mulai dari Bundaran Senayan hingga Bendungan Hilir dan sebaliknya. Seluruh kendaran yang berada di jalur cepat merayap.
Sedangkan mulai dari Semanggi hingga Halte Trans-Jakarta Karet di kawasan Bendungan Hilir, kepadatan lalu lintas terjadi di jalur lambat, sedangkan di jalur cepat lebih lancar.
Padatnya lalu lintas di jalur lambat di kawasan Semanggi selain karena banyaknya kendaraan yang melintas, juga akibat sejumlah bus umum yang berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Hal itu membuat pengendara yang antre di belakang bus membunyikan klakson bersahutan.
Hingga pukul 10.00 yang biasanya menjadi batas akhir masa 3 in 1, kondisi lalu lintas tidak banyak berubah, bahkan cenderung bertambah padat.
Uji coba tahap pertama penghapusan kebijakan 3 in 1 itu bakal berlangsung hingga 8 April.
Tahap kedua dilakukan pada 11 sampai 13 April.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto membenarkan peningkatan volume kendaraan terjadi sejak hari pertama uji cob.
Menurutnya, pada Selasa, kemacetan kendaraan yang akan masuk ke arah Semanggi terjadi sejak area Pancoran.
"Lalu lintas menuju Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, juga padat mulai dari Jalan Pangeran Antasari," katanya.
Ia menyebutkan perjalanan menuju Jalan Sudirman-Thamrin rata-rata lebih lambat 30 menit dibandingkan dengan ketika kebijakan 3 in 1 diberlakukan.
"Perjalanan menjadi lebih lama karena saat 3 in 1 berlaku, arus kendaraan terpecah ke jalan alternatif. Namun, ketika penghapusan diuji coba, semua mobil terkonsentrasi ke jalan protokol, ujar Budiyanto.
Parkir melonjak
Pembebasan kawasan 3 in 1 juga mengakibatkan jumlah kendaraan yang parkir di gedung-gedung di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin melonjak.
Warga yang berkantor atau harus mendatangi gedung-gedung di sepanjang jalan itu bebas membawa kendaraan pribadi tanpa harus berpenumpang minimal tiga orang.
Di Plaza Sentral Sudirman misalnya, jumlah kendaran yang masuk ke area parkir itu diperkirakan naik sekitar 50% bila dibandingkan dengan ketika kebijakan 3 in 1 berlaku.
"Lonjakan terjadi sejak kemarin (Selasa), yakni sekitar 50% daripada hari biasanya," kata Abi, salah seorang petugas parkir di gedung tersebut.
Ia menyebutkan, biasanya jumlah kendaraan yang parkir di tempat itu rata-rata sekitar 500 unit.
Namun, kemarin pagi jumlahnya sudah mencapai 200 unit.
Di gedung parkir lainnya, yakni di MRCC Siloam, juga terjadi kenaikan jumlah kendaraan yang parkir.
Ia yang bertugas sebagai operator mesin parkir menyebutkan, kemarin pagi ia telah menerima 150 mobil yang masuk.
Padahal, biasanya sehari penuh hanya 250 unit. (Beo/MTVN/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved