Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dibeli untuk Peliharaan hingga Obat

30/3/2016 04:50
Dibeli untuk Peliharaan hingga Obat
(ANTARA)

BANYAKNYA binatang di Pasar Burung Jatinegara, Jakarta Timur, membuat lokasi itu tidak pernah sepi, terutama pada akhir pekan dan hari libur lainnya. Pengunjung kerap harus berjubel pada kios-kios yang memanjang pada gang sepanjang 100 meter dari Jalan Jatinegara Timur hingga Jalan Kemuning.

Para pembeli berasal dari berbagai kalangan dengan tujuan berbeda. Ada komunitas pecinta hewan, ada yang sekadar membeli binatang peliharaan, hingga mereka yang berniat menjadikan hewan sebagai obat.

Salah seorang pedagang ular dan tokek, Ucup, mengatakan beberapa pembeli tokeknya mengaku akan menjadikan binatang itu sebagai obat untuk penyakit tertentu. "Banyak yang kesini membeli tokek untuk dijadikan obat, karena mereka percaya mengonsumsi tokek menyembuhkan penyakit," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Demikian halnya dengan pembeli ular. Sebagian dari mereka membeli binatang melata tersebut untuk dikonsumsi sebagai obat kulit. Hanya sebagian kecil pecinta reptil yang membeli ular darinya untuk dipelihara.

Salah satu pengunjung pasar yang tengah membeli ayam kate, Ami, mengaku hampir setiap akhir pekan datang ke Pasar Burung Jatinegara untuk menyenangkan cucunya yang gemar memelihara ayam, bebek, dan burung. "Saya hampir setiap hari Minggu ke sini karena cucu saya senang sekali memelihara unggas," ujarnya.

Menurut Ami, harga burung maupun ayam di pasar tersebut jauh lebih murah ketimbang yang dijual di pasar lainnya. Perbedaan harganya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per ekor.

Camat Jatinegara Budi Susanto mengatakan para pedagang di pasar tersebut merupakan binaan Suku Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jakarta Timur. Pihaknya tengah berupaya agar mereka juga bisa menempati lahan milik PLN di belakang pasar dengan cara menyewa, agar tidak memenuhi trotoar.

"Kalau biaya sewa dengan pihak PLN sudah disepakati, kami akan segera memindahkan pedagang. PLN sebelumnya minta sewanya Rp60 ribu/m2/per bulan," ungkapnya. Ia juga mengklaim selama ini selalu mengawasi aktivitas perdagangan di pasar itu, untuk mencegah penjualan satwa langka dan dilindungi.

Terlepas dari aktivitas perdagangan di lokasi itu, bukan perkara mudah untuk bisa mengambil gambar di sana. Sejumlah preman yang berada di pasar tersebut akan menghalangi, bahkan bertindak kasar dengan menggembosi ban kendaraan mereka yang memaksa memotret. (Nel/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya