Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Dana PEN untuk Atasi Banjir

(Put/J-1)
23/10/2020 05:25
Dana PEN untuk Atasi Banjir
Petugas Dinas Sumber Daya Air menggunakan alat berat untuk mengeruk sampah bercampur lumpur di aliran Banjir Kanal Barat, Jakarta, Senin(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.)

DANA pinjaman program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari PT Sarana Multi Infrastruktur untuk Pemprov DKI Jakarta sebagian sudah cair tahun ini. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mendapat Rp1,008 triliun yang dialokasikan untuk mengendalikan banjir.

Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp780 miliar digunakan untuk pembebasan lahan bagi normalisasi sungai. Tahun ini wilayah kali yang diprioritaskan untuk dinormalisasi, yakni Kali Pesanggrahan, Kali Ciliwung, Kali Angke, dan Kali Kramat. "Ada Rp780 miliar untuk pembebasan lahan," kata Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk program pengendalian banjir lainnya, seperti pengadaan unit pompa, pengadaan alat pencatatan debit air kali, dan alat pencatat curah hujan. "Ya untuk item-item itu dan juga untuk pembayaran pekerjaan yang belum tuntas di tahun anggaran 2019," jelasnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau yang akrab disapa Ariza, memastikan tahun ini Dinas SDA DKI Jakarta akan terus menambah pompa-pompa untuk mengendalikan banjir.

Hal itu dipastikan dari pengajuan anggaran Dinas SDA DKI Jakarta pada rancangan APBD Perubahan 2020 yang saat ini sedang dibahas DPRD DKI Jakarta.

"Detailnya saya tidak hafal, tapi sejauh yang saya tahu, itu digunakan untuk di antaranya program pengerukan sampah, program drainase vertikal, program pompa, kemudian juga program pembebasan lahan," kata Ariza.

Politikus Partai Gerindra itu mengatakan tiap tahun Pemprov DKI Jakarta selalu melakukan pembelian pompa serta menyisihkan anggaran untuk pemeliharaan. Namun, ia mengakui jumlahnya kerap kali kurang karena curah hujan yang tiap tahun selalu meningkat.

"Kalau terkait pompa itu selalu ada perbaikan atau revitalisasi. Selalu ada juga yang baru. Kalau bicara pompa di Jakarta ini sekalipun kita punya pompa dalam jumlah yang banyak, jumlahnya masih kurang," jelasnya.

Namun, menurutnya, bukan hanya Jakarta yang saat ini masih berjibaku dengan banjir. Banjir terjadi di banyak negara dan pompa juga digunakan sebagai solusi mengatasi banjir.

Sementara itu, Kelurahan Kampung Melayu mendirikan posko banjir yang berlokasi di halaman Kantor Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, untuk mengantisipasi pengungsi bila banjir terjadi.

Lurah Kampung Melayu Setiawan menyampaikan dalam posko tersebut sudah disiapkan berbagai perlengkapan untuk melakukan penyelamatan warga jika banjir terjadi dengan debit air yang cukup tinggi, seperti tali tambang, rompi pelampung, ringboy (pelampung bulat), alat perkakas, genset, perahu karet, peta lokasi banjir, dan data lokasi pengungsian.

Ia menjelaskan di Kampung Melayu, lokasi yang rawan dan berpotensi terkena banjir, antara lain RW 01, RW 02, RW 03, RW 04, RW 05, RW 06, RW 07, dan RW 08.

Setiawan menjelaskan titik-titik tersebut yang menjadi fokus dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana banjir.

Ia menerangkan jajarannya selalu siaga memantau perkembangan ketinggian air Sungai Ciliwung, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana banjir di Kampung Melayu. (Put/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya