Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Bekas Dijadikan Baru

(Ard/Ami/T-1)
17/3/2016 07:40
Bekas Dijadikan Baru
(FOTO ANTARA/GreenLee)

INDONESIA itu asyik. Jual beli barang bekas, sekalipun itu tembaga, kabel, logam, dan besi, tak perlu surat. Media Indonesia menelusuri jual beli gulungan tembaga dalam jumlah besar di Manggarai, Jaksel, dan Kampung Rambutan, Jaktim, pengepul tidak meminta dokumen saat bertransaksi. Pengepul tembaga bekas, Haji Eman yang menggunakan bendera UD Putra Perkasa di kawasan Manggarai, misalnya, membeli berbagai jenis tembaga termasuk tembaga lidi kupas bekas PLN dengan harga bervariasi.

"Untuk jenis tembaga lidi kupas, kita sanggup Rp50 ribu per kilogram. Kalau barangnya banyak, bisa Rp52 ribu per kilogram," cetusnya, pekan lalu. Selain jenis tembaga lidi kupas, tembaga yang memiliki rongga, seperti tembaga bekas AC, pun diterima.

Cuma, harganya lebih murah sekitar Rp47 ribu per kilogram. "Harga tembaga sedang anjlok. Kalau harga lagi bagus, tembaga lidi kupas PLN bisa Rp70 ribu per kilogram," rayunya. Media Indonesia (pura-pura) menawarkan tembaga lidi kupas berjenis XLPE 3x240 mm2 dengan diameter pelindung 3-5 cm sebanyak 500 kg sebagaimana jenis kabel PLN di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Dengan diperlihatkan gambar barang yang bersumber dari internet, Haji Eman langsung menyanggupi untuk membeli. Bahkan, dia janji menaikkan harga jika barangnya masih berkualitas baik. "Bawa kemari atau mau dijemput ke tempat sampean juga boleh. Saya menawarkan harga Rp52 ribu per kilogram. Nanti kalau sudah lihat barangnya bisa naik lagi," tuturnya.

Menurut pekerja Haji Eman, setiap hari ada saja penjual kabel tembaga lidi kupas seperti milik PLN dijual ke sana. "Cuma jarang yang 500 kilogram. Paling banyak cuma 50 kilogram. Sementara itu, pemulung kecil cuma sekitar 10 kilogram," tukasnya. Tembaga lidi kupas yang dibeli Haji Eman, kata anak buahnya, dijual lagi ke pemborong di Cipinang, Jaktim, atau Cengkareng, Jakbar.

Selanjutnya tembaga bekas itu diekspor ke luar negeri. Pemborong mengekspor dengan harga Rp60 ribu ribu-Rp70 ribu per kilogram dalam jumlah besar. Pengepul lainnya bernama Yanto dengan bendera usaha Komite Rakyat Mandiri di Kampung Rambutan, Jaktim, menghargai tembaga jenis kabel PLN produk 1964 seharga Rp50 ribu-Rp55 ribu per kilogram.

"Ada saja yang menjual kabel-kabel PLN kemari. Terkadang ada juga lelang resmi dari PLN untuk penjualan kabel bekas dalam partai besar. Kalau yang datang perorangan, kami minta surat kepemilikan untuk meyakinkan barang tersebut legal," cetus Yanto kurang meyakinkan. Yanto mengekspor tembaga-tembaga bekas ke berbagai negara untuk diproduksi kembali menjadi kabel baru. "Permintaan dari luar negeri sangat tinggi," terangnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya