Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Menjaga Rasa Aman dan Nyaman Pengguna

15/3/2016 05:20
Menjaga Rasa Aman dan Nyaman Pengguna
(MI/Ramdani)

ANGKUTAN umum berbasis aplikasi daring (online) dinilai masyarakat menjadi alternatif positif di tengah pelayanan dan kenyamanan angkutan umum konvensional yang makin jauh dari standar.

Meskipun ada uji KIR, angkutan umum konvensional sulit bersaing karena hasil KIR bisa disulap.

Penilaian itu disampaikan sejumlah warga saat dimintai pendapat terkait dengan angkutan umum konvensional dan yang berbasis aplikasi, Senin (14/3).

Ahadin, 24, warga Tebet, Jakarta Selatan, mengaku terbantu adanya angkutan berbasis aplikasi daring karena lebih mudah dan bisa dijemput di mana saja.

"Mobilnya juga lebih nyaman karena mobil pribadi yang lebih dirawat. Harganya juga jauh lebih murah daripada taksi biasanya," katanya kepada Media Indonesia, Senin (14/3).

Dia mengaku sudah lebih empat bulan menggunakan taksi daring melalui telepon pintar miliknya.

Selama itu tidak ada masalah.

"Saya nggak setuju kalau taksi online ini dihapuskan. Soalnya bakal lebih susah masyarakat ke depannya," cetusnya.

Neal Oktivan, 30, pengguna Uber Taksi, merasakan transportasi berbasis aplikasi daring sangat efisien dari waktu pemesanan dan menjadi nilai tambah jika dibandingkan dengan transportasi umum konvensional.

"Pemesanan Uber atau Grab Car cepat dan tidak repot. Saya pernah pesan taksi konvensional melalui telepon, 30 menit baru datang. Jarak dekat, mereka juga tidak mau antar," keluh warga Cipinang, Jakarta Timur itu.

Senada dengan Neal, Sekar Vidya, 26, mengaku nyaman dan aman menggunakan Uber Taksi dan Grab Car.

Moda transpostasi beraplikasi daring tersebut saat ini sering digunakannya.

"Sistemnya online, jadi lebih mudah digunakan, biayanya juga relatif murah. Tapi yang penting aman, apalagi saya kan perempuan. Jika nantinya jadi diblokir, jujur saya kecewa karena kan selama ini Grab Car dan Uber mempermudah saya dalam menggunakan transportasi," ucapnya.

Di sisi lain, Ambar Kania, 27, pengguna transportasi umum lainnya, merasa sedih dengan nasib para sopir angkutan umum konvensional.

Menurut dia, para sopir angkutan umum konvensional juga butuh mencari nafkah untuk keluarganya.

"Sedih aja melihat taksi atau kopaja sepi penumpangnya, semua beralih ke angkutan umum online. Sistem pelayanan penumpang di dalam angkutan umum konvensional juga harus dibenahi agar para penumpang kembali menggunakan kopaja atau taksi," saran Ambar. (Wan/Nel/JDP-18/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya