Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
MESKI diklaim menjadi rumah susun yang paling murah harga sewanya, hal itu tak serta-merta membuat sejumlah penghuni rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Bekasi Jaya disiplin membayar uang sewa.
Bahkan, ada yang sudah dua bulan menunggak uang sewa yang besarnya Rp120 ribu-Rp200 ribu per bulannya.
Pengelola Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Rusunawa Bekasi Jaya, Ika, menuturkan sedikitnya ada 30 penyewa rusun yang masih belum bayar sewa.
Akibatnya, perawatan fisik rusun yang menjadi tumbal.
"Di unit-unit yang mereka sewa, plafon saluran air antarunit sudah pada bocor. Tapi uang dari mana buat memperbaikinya? Mereka belum bayar sewa," keluh Ika saat ditemui Minggu (13/3).
Memang benar
Saat disambangi, kondisi fisik unit yang belum dibayar sewanya itu rata-rata sudah memprihatinkan.
Cat dinding sudah banyak yang dipenuhi jamur.
Bahkan, di banyak bagian, cat dinding sudah mengelupas.
Mulai dari ruang tamu hingga dapur yang terletak di bagian ujung unit, berjejer ember dan kaleng bekas untuk menampung air dari plafon yang bocor.
Air itu merupakan air buangan yang berasal dari unit yang ada di atasnya, baik itu air buangan tempat cuci piring maupun air buangan kamar mandi.
"Ya mereka terpaksa tinggal dengan kondisi memprihatinkan seperti itu karena biaya untuk perbaikan belum ada. Mereka tetap boleh tinggal di rusun. Kami yakin mereka akan melunasi biaya sewa," ungkap Ika.
Beragam latar belakang para penghuni rusun yang berada di Jalan Raya Baru Underpas, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur itu.
Mayoritas penghuni rusun empat lantai itu berprofesi sebagai buruh pabrik, satpam, atau pekerja serabutan.
Saat ditemui, para penunggak sewa itu punya alasan yang bervariasi.
Ada yang uangnya sudah terpakai untuk membayar utang, membayar biaya sekolah anak, hingga tidak punya uang sama sekali karena sedang tidak ada pekerjaan bagi pekerja serabutan.
SA, salah seorang penunggak sewa rusun, mengaku sudah dua bulan ini belum bayar sewa.
Ia mengaku uangnya sudah habis terpakai untuk keperluan makan sehari-hari.
"Kebetulan juga tiba-tiba ada keperluan mendesak di kampung yang butuh biaya besar. Nanti kalau sudah gajian akhir Maret, saya bayar rapel sama Feburari," ujar SA.
Ia bersama anggota keluarganya mengaku cukup tersiksa tinggal di unit yang kondisinya sudah mengenaskan itu.
Namun, ia tak punya banyak pilihan selain harus melakoninya.
"Di mana lagi bisa tinggal dengan biaya sewa semurah ini? Tapi namanya kalau sedang tidak punya uang, ya mau bagaimana lagi," katanya. (Gana Buana/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved