Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
YULI menghela napas ketika kereta rel listrik yang baru ditumpanginya dari Stasiun Gondangdia berhenti setelah melewati Stasiun Cikini, Jakarta Pusat.
Padahal, seharusnya kereta jurusan Bogor itu segera bergerak ke stasiun berikutnya, Manggarai, Jakarta Selatan.
Setelah berhenti lebih dari 5 menit, kereta bergerak perlahan.
Namun, beberapa saat kemudian berhenti lagi.
Kondisi demikian terus terjadi sehingga total waktu yang diperlukan untuk mencapai Stasiun Manggarai yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Stasiun Cikini sekitar 30 menit.
Padahal, bila kereta bergerak lancar, jarak antara dua stasiun bisa ditempuh hanya dalam waktu 3 menit. KRL lain juga mengalami hal serupa.
Kondisi seperti itu terjadi setiap hari kerja pada jam sibuk, terutama mulai pukul 17.00 WIB atau saat jam pulang kantor hingga malam.
KRL harus antre saat akan masuk ke Stasiun Manggarai lantaran ada sejumlah kereta jurusan luar kota yang juga harus berhenti di stasiun yang sama.
"Setiap sore sampai malam, selalu begini nih. Seharusnya PT KAI (Kereta Api Indonesia) bisa menata jadwal kereta agar kami tidak dikorbankan," kata mahasiswa itu dengan nada kesal, Jumat (11/3) lalu.
Pada pagi hari, kondisi serupa juga tejadi meskipun tidak separah sore.
Kereta dari Stasiun Tebet yang dalam kondisi normal bisa mencapai stasiun transit terbesar itu dalam waktu 3 menit, di saat jam berangkat kerja waktu tempuhnya menjadi 10 menit.
Kepala Humas PT KAI Agus Komaruddin mengatakan Stasiun Manggarai memang didesain untuk disinggahi KRL Jabodetabek dan kereta jarak jauh.
Karena itu, antrean kereta menuju dan dari Stasiun Manggarai tidak dapat dihindari.
Bahkan, antrean terjadi bukan hanya akibat adanya kereta jarak jauh yang melintas, melainkan juga Stasiun Manggarai dijadikan tempat istirahat kereta jarak jauh yang baru menyelesaikan perjalanan.
"Mamang antrean masih sering terjadi, karena Stasiun Manggarai sejak awal didesain menjadi pelintasan dari berbagai jurusan. Kadang waktu antrenya lama," kata Agus ketika dihubungi Media Indonesia, Jumat lalu.
Menurutnya, upaya mengurangi antren telah dilakukan dengan membangun rel double double track hingga Cikarang, Jawa Barat.
Pembangunan rel duble double track yang diperkirakan selesai pada akhir 2017 itu diyakini dapat meminimalisasi antrean kereta di Stasiun Manggarai.
"Pemerintah pusat berupaya membangun rel double double track. Semoga bisa mengurangi antrean," ujarnya.
Jalur layang
Ia mengakui jalur baru memang harus dibangun di samping rel KRL. Jika terus menggunakan jalur rel yang sama, antrean tidak akan pernah ditangani.
Namun, double double track baru bisa dibangun di lintas Jatinegara-Bekasi hingga Cikarang, sedangkan di jalur lainnya, seperti relasi Stasiun Tanah Abang-Stasiun Maja yang relnya juga digunakan kereta jarak jauh tujuan Rangkasbitung, belum bakal dibangun.
Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Darat dan Perkeretapian Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Massdes Arroufy, mengungkapkan pihaknya pernah melakukan diskusi dengan Kementerian Perhubungan agar mengubah jalur lingkar (loop line) menjadi jalur layang.
Jalur Lingkar dalam peta rute KRL memiliki relasi Tanah Abang-Duri-Kampung Bandan-Jatinegara.
Namun, rencana itu belum ditindaklanjuti. (J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved