Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TUGU dan museum merupakan objek wisata yang menjadi magnet di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Namun, selain itu, ada wahana yang selama ini jauh lebih diminati pengunjung, yakni delman.
Setiap hari, apalagi saat hari libur, banyak alat transportasi yang ditarik seekor kuda itu memangkal di sisi pintu Monas, Jalan Merdeka Selatan dan Utara.
Awak delman atau kusir maupun pemiliknya berlomba menarik perhatian pengunjung dengan menghias delman menggunakan berbagai aksesori warna-warni, antara lain pita merah putih panjang di belakang tempat duduk, bunga kertas warna-warni di tiang atap delman, hingga kostum kuda penarik.
Delman selalu menggoda pengunjung, terutama anak-anak, untuk menaikinya dan berkeliling di sekitar kawasan Monas.
Namun, di balik menariknya delman, ada sisi negatif atas keberadaan wahana tersebut, yakni kotoran atau feses kuda yang mencemari kawasan Monas.
Para kusir yang hanya mengandalkan selembar karung plastik yang diikat tepat di bawah ekor kuda tidak mampu menjamin feses kuda tidak tercecer.
Apalagi bila delman beroperasi sehari penuh, karung pun tidak mampu menampung kotoran, sehingga isinya tercecer di trotoar dan tepi Jalan Merdeka Selatan, Merdeka Timur, Merdeka Utara, hingga Merdeka Barat, yang menjadi rute delman-delman itu.
Kondisi itu telah berlangsung bertahun-tahun, sejak delman diizinkan beroperasi di lokasi tersebut.
Kondisi tersebut membawa risiko bagi kesehatan pengunjung maupun warga lainnya yang melintas, sebab berdasarkan pengujian yang dilakukan Pemerintah Kota Jakarta Pusat di laboratorium Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan, Teknologi Peternakan, dan Pengujian Mutu Hasil Peternakan, feses kuda di sekitar Monas terindikasi mengandung bakteri Clostridium sp dan Strongyloides sp atau akrab disebut cacing pita.
"Bakteri-bakteri tadi menjadi pemicu utama penyakit tetanus. Bakteri itu sangat berbahaya bagi manusia karena mudah menjangkiti lewat luka terbuka ataupun masuk ke hidung saat tertiup angin. Belum lagi bakteri lainnya," kata Kepala Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Pusat Mulyadi.
Oleh karena itu, ia akan memeriksa sekitar 200 kuda delman di kawasan Monas.
Apalagi banyak di antara hewan tersebut terindikasi sakit, yang terlihat dari kondisi kulit, mata, dan air liur.
Bahkan, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Arifin menyatakan delman-delman itu mungkin bakal tidak diizinkan lagi beroperasi di lokasi itu.
Larangan tersebut mengacu pada Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta Nomor 911/1.754 tertanggal 15 Juni 2007 yang melarang delman beroperasi di kawasan Monas dan SK SK Wali Kota Jakarta Pusat Nomor 1280/ 1.858 tanggal 29 Oktober 2009. (Deni Aryanto/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved