Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Digusur April,Tanah di Berlan Mulai Diukur dan Dipasangi Patok

05/3/2016 00:10
Digusur April,Tanah di Berlan Mulai Diukur dan Dipasangi Patok
(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

WALI Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana, memastikan pihaknya akan meratakan permukiman liar yang dibangun di atas bantaran Kali Ciliwung di kawasan Berlan paling lambat April mendatang.

Saat ini pihaknya tengah menunggu hasil pengukuran tanah yang sedang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Masih proses pengukuran, saya tinggal menunggu hasil dari BPN pastinya ada berapa bangunan. Rencananya memang ada dua RW, yaitu RW 03 dan 04. Yang sudah dilakukan pengukuran baru RW 04," kata Bambang Jumat (04/03).

Ia menambahkan, penertiban ruang terbuka hijau (RTH) agar kembali pada fungsinya itu akan dilakukan di Jalan Slamet Riyadi 4 Berlan, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur.

Semua warga yang tinggal di atas bantaran kali itu rencananya akan dipindahkan ke Rumah Susun (Rusun) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, setelah tempat tinggal mereka rata dengan tanah.

"Rencana awalnya, mereka mau dipindahkan ke Rusun Pulogebang. Cuma itu sebagian sudah diisi warga pindahan dari Kalijodo. Kemungkinan dipindahkan ke Rusun Rawa Bebek," jelas Bambang.

Proses penertiban, lanjutnya, akan dilakukan secara bertahap. Setelah proses pengukuran selesai, nantinya akan segera diikuti dengan penerbitan surat peringatan (SP) kepada seluruh warga.

"Rencananya minggu depan kami akan rapat teknis. Mekanismenya dimulai dari pemberitahuan, pengukuran tanah, pematokan, dan pendataan warga yang pindah ke rusun, baru penerbitan SP 1 sampai 3," urainya.

Hasan, warga RT 10/04, yang bakal terkena relokasi, mengaku pasrah terhadap rencana tersebut.

Namun, ia masih pikir-pikir untuk pindah ke rusun yang sudah disiapkan.

"Saya hanya bisa pasrah. Kalau dapat ganti rugi, bersyukur. Kalau enggak, saya masih pikir-pikir pindah ke rusun. Saya bingung usaha saya nanti bagaimana," kata warga yang berprofesi sebagai pedagang satai di Matraman itu.

Hasan menjelaskan, ia mulai tinggal di kawasan tersebut sejak 2003.

Saat itu, ia membeli lahan dari seorang warga yang sebelumnya menempati lahan itu Rp12 juta dengan luas 4x9 meter. (Mal/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya