Ketua DPRD MInta Penetapan Formula E di Monas Dikaji Ulang

Putri Anisa Yuliani
18/2/2020 16:56
Ketua DPRD MInta Penetapan Formula E di Monas Dikaji Ulang
rangkaian dari promosi Pemprov DKI Jakarta dalam menyambut penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E tahun 2020(Antara)

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meminta agar rekomendasi penggunaan Formula E di kawasan Monumen Nasional (Monas) dikaji ulang.
Pasalnya dari segi proses administrasi saja, penerbitan surat rekomendasi itu sudah tidak benar.

Dalam hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak melibatkan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan hanya melibatkan Tim Sidang Pemugaran (TSP). Namun, dari surat rekomendasi yang diterbitkan justru menyebut TACB.

"Itu kewajiban. Harus dikaji ulang lagi. Enggak bisa enggak. Sampai salah sebut. Makanya itu, Kepala Dinas Kebudayaan suruh baca aturannya saja," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI, Selasa (18/2).

Baca juga: Paksa Formula e di Monas Lewat Disposisi, Pengamat: Anies Arogan

Prasetyo bahkan tegas menyebutkan perilaku Dinas Kebudayaan yang mengaku mendapat rekomendasi TACB di surat pertama adalah sebuah kebohongan publik.

"Persetujuan Kemensetneg ya silahkan saja, tapi setelah saya crosscheck ada surat yang saya katakan kemarin itu pembohongan publik. Itu yang harus dibereskan. Saya enggak menghambat masalah Formula E loh. Namun kejadian yang revitalisasi dibuat plaza tanpa persetujuan Setneg. Harus saling koordinasi ke pemerintah pusat, kita (DPRD) juga diajak bicara. Ini kan enggak. Dia jalan sendiri," tukas politikus PDIP itu.

Prasetyo pun ikut berang ketika mendengar Dinas Kebudayaan enggan menjawab secara detail pertanyaan awak media mengenai rekomendasi TSP terkait Formula E karena dianggap sebagai urusan SKPD atau eksekutif. Menurutnya, penolakan itu bisa dianggap sebagai sikap tertutup dan eksekutif bisa dinilai enggan melibatkan pihak lain dalam kebijakan ini.

"Terus Kepala Dinas Kebudayaannya sekarang bilang ini urusan eksekutif. Lah dia kan minta duit sama saya dan saya yang ketok palu. Tujuannya baik kok, tapi kok ngomongnya seperti itu. Kalau salah ya salah, ditambah ada tulisan salah ketik. Ini apa lagi? Ini enggak pantas," tandasnya.(OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya