Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
ANGGOTA DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Syarif meminta pompa-pompa air yang rusak segera diganti oleh Gubernur Anies Baswedan.
Menurutnya, dari rekomendasi anggota DPRD yang tergabung dalam pansus banjir, menyarankan posisi pompa air lebih tinggi agar tidak terendam lagi.
"Beberapa teman dewan menyarankan kepada sudin agar pompa air dipasang lebih tinggi. Kemarin kan susah diprediksi curah hujannya. Curah hujan ekstrem kemarin (1/1)," kata Syarif saat dihubungi Media Indonesia, Jakarta, Selasa (14/1).
Syarif mengetahui bahwa ada beberapa pompa yang sengaja dimatikan karena untuk menjaga keamanan. Ada mekanisme dalam pengaturan operasional pompa air.
Sebelumnya, Ketua Komisi A dari Fraksi Demokrat, Mujiyono mengungkapkan faktor penyebab utama banjir di wilayah Jakarta Barat karena pompa yang rusak dan terendam.
Selain itu ada pompa yang kehabisan solar dan tidak bisa dioperasikan karena sudah berumur tua.
"Jadi ada caranya bukan sekedar pompa harus hidup. Kalau pompa dimatikan karena tak bisa dipakai untuk memompa yang alur pembuangannya lebih tinggi," kata Syarif,"
Lalu, persoalan hujan eksterm yg melimpas itu membuat pompa air terendam. Pompa terendam dulu, bukan karena dia mati. Pompanya sudah terendam kemudian tidak berfungsi, bukan rusak dulu, terus ada banjir, enggak," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kanal Banjir Barat (KBB) Dinas Sumber Daya Air, Ciko Tricanescoro menegaskan pihaknya sudah memperbaiki pompa di Teluk Gong, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara
"Pompa Teluk Gong sudah kita perbaiki pada tanggal 4. Dalam waktu sekitar 8 jam langsung hidup lagi. Kalau di aliran barat lainnya kayaknya belum ada lagi ya," tandas Ciko kepada Media Indonesia. (OL-8)
Banjir setinggi hingga satu meter melanda 23 desa di 13 kecamatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Senin malam (7/7), akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan bahwa hingga Selasa sore (8/7), banjir masih menggenangi 29 Rukun Tetangga
Banjir yang kerap melanda Jakarta kembali menjadi sorotan. Dampaknya tidak main-main: kemacetan parah, aktivitas ekonomi warga terganggu, hingga kerusakan berbagai infrastruktur vital.
Banjir besar yang melanda Jakarta dua hari sebelumnya merupakan kejadian luar biasa akibat rob, curah hujan tinggi, serta banjir kiriman dari wilayah hulu.
Peningkatan genangan ini merupakan dampak gabungan dari curah hujan tinggi, pasang maksimum air laut, dan luapan sejumlah sungai utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved