Jalur Sepeda tidak Steril, Keselamatan Terancam

Putri Anisa Yuliani
23/9/2019 09:20
Jalur Sepeda tidak Steril, Keselamatan Terancam
Pengendara sepeda melintas di luar jalur sepeda karena terhalang pengendara motor di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.(MI/SASKIA ANINDYA PUTRI)

TANTANGAN bersepeda, khususnya di Jakarta cukup besar. Tantangannya tak melulu soal kondisi jalan yang rusak yang harus diwaspadai, tetapi juga kepatuhan terhadap tata tertib berlalu lintas pengguna jalan yang belum disiplin

Di Jakarta sudah ada beberapa jalur sepeda yang dibangun. Ada yang menggunakan sebagian badan trotoar dan ada pula yang memakai sebagian badan jalan.

Anggota komunitas pesepeda D'Margo, Agus, menyebutkan bersepeda di jalur khusus sepeda pun penuh tantangan karena kerap berebut dengan pengguba jalan lain. Warga Depok ini bersepeda minimal tiga kali dalam sepekan dan sudah menjajal banyak jalur sepeda di Jakarta.

"Kalau di aspal, kita harus siap mental bersikutan dengan pemotor dan pemobil. Kalau belum ada jalur, memang kita harus mengalah dengan roda dua atau roda empat karena memang itu jalurnya mereka," jelas Agus ketika dihubungi Media Indonesia, Minggu (22/9).

Namun, jika sudah ada jalurnya, para pengendara kendaraan bermotor harus menghargai pesepeda dan tidak menyerobot jalur. Hal tidak menyenangkan kerap ditemuinya ketika bersepeda di jalur sepeda yang berada di jalan raya.

"Diklaksonin sudah pasti. Pernah hampir diseruduk angkot atau bus. Kita harus hati-hati dan sigap terus terutama di jam-jam ramai sebab saat jam-jam yang ramai ialah waktu yang paling rawan penyerobotan jalur sepeda. Jika itu terjadi, saya terpaksa pindah ke trotoar," lanjutnya.

Namun, ada hal lain yang terjadi ketika Agus bersepeda di jalur sepeda yang berada di atas trotoar di Jalan Sudirman hingga MH Thamrin. "Banyak pejalan kaki yang masih belum menyadari di atas trotoar ada jalus khusus sepeda," paparnya.

Kendati masih penuh tantangan, dibangunnya jalur khusus sepeda diapresiasi Samsuddin, warga Ibu Kota. Dia telah menyusuri jalur Jalan Pramuka, Imam Bonjol dan menuju ke Bundaran Hotel Indonesia melalui MH Thamrin.

Dari beberapa jalur yang dilaluinya, dia menemukan sejumlah kendaraan yang parkir di jalur sepeda tersebut. "Akhirnya kita minggir karena enggak bisa lewat, kehalang mobil," sebutnya di kawasan HM Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (22/9).

Pecinta gowes, Aris Widodo, mengaku telah mencoba beberapa jalur. "Namun, di Jalan Diponegoro masih banyak mobil parkir berjejer. Padahal, itu kan jalur sepeda," tutur Aris.

Dia meminta pemerintah dan pihak terkait gencar melakukan sosialisasi dan selanjutnya memberlakukan sanksi.

"Harus dibuat seberat mungkin. Sama halnya dengan pelanggaran lalu lintas lainnya dan harus ditegakkan agar orang disiplin," kata Agus.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa memahami bahwa masih banyak penyerobotan jalur sepeda. "Sama ketika kita dulu membuat jalur bus (busway) pertama kali tahun 2004. Perlu waktu untuk menjadi suatu norma baru di kota kita," kata Anies di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Minggu (22/9).

Anies menekankan yang terpenting ialah menyosialisasikan penggunaan sepeda agar semakin banyak orang yang menggunakan sepeda untuk menempuh tujuan yang dekat.

"Jadi, jarak dekat, mau ke pergi toko, ke warung, ke dekat rumah, ada acara, sering-seringlah pakai sepeda," imbuhnya.

Menurut Anies, Pemprov DKI bertugas menyiapkan jalurnya. "Yang sudah dideteksi bisa dibangun sekitar 500 kilometer," tambahnya. (Fer/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya