Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini tengah mencari tempat tinggal untuk pencari suaka asal afganistan dan somalia yang menduduki trotoar di Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri menyebutkan pihaknya tengah mencari tempat yang pas untuk para pencari suaka tersebut.
"Kita Pemprov diminta bukan berikan bantuan makan tapi bantuan tempat, sekarang kita lagi cari dimana bagusnya, " kata Taufan, di Jalan Kebon Sirih, Selasa (9/7).
Baca juga: Kemlu: Masalah Pengungsi Afghanistan di Jakarta Kewenangan UNHCR
Ia juga menjelaskan para pencari suaka tersebut tidak dapat ditempatkan di panti-panti sosial, sebab panti sosial milik Dinas sosial tersebut dikhususkan untuk warga negara Indonesia (WNI) yang telantar.
"Ga mungkin (pencari suaka) ditempatin di panti-panti sosial, karena itu bukan buat pengungsi tapi buat warga kita yg terlantar, " jelasnya.
Untuk menangani para pencari suaka, saat ini Pemprov tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan United Nations High Commissioner for Refugeest (UNHCR).
"Ini yg lagi kita negoisasi dengan UNHCR ini bagaimana menggeser para pengungsi ini untuk bisa ditempatkan dengan layak terutama di shelter-shelter, " ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa pihak Kemelu meminta Pemprov dapat mengatur para pencari suaka dengan lembut.
"Mereka (Kemenlu) minta bantuan pemda untuk bisa secara lembut mengatur mereka, padahal kita sekarang ini penegakan perda kan gaboleh sembarangan di taman-taman di trotoar. Kemudian menjadikan jalanan macet, " sebutnya.
Dapat diketahui, pemandangan memilukan tampak di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Terlihat ada puluhan orang, dari bayi hingga orangtua, bermukim di sana. Mereka ialah para pencari suaka yang berasal dari negara-negara konflik, antara lain Somalia hingga Afghanistan.
Saat siang hari mereka berlindung memakai payung atau berlindung di bawah pohon. Lalu ketika hujan turun, mereka melindungi barang-barang mereka dengan menutupnya menggunakan terpal. Tenda lusuh ialah tempat tidur mereka.
Tidak banyak aktivitas yang mereka lakukan. tampak beberapa pengungsi yang bolak-balik dari trotoar ke Masjid BUMN sambil membawa botol berukuran 1 liter. Mereka memanfaatkan Masjid BUMN untuk mengambil air bersih dan kegiatan mandi, cuci, dan kakus. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved