Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SIANG kemarin, Isna, 18, sudah siap-siap merogoh kocek sebesar Rp14 ribu untuk sekali perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia.
Dia pun tersenyum lebar karena saat berada di depan loket pembelian tiket moda raya terpadu (MRT) Ratangga, sang petugas hanya memintanya membayar Rp7.000.
“Ternyata masih setengah harga, senang banget. Saya sama teman-teman janjian nonton di Grand Indonesia,” ujar gadis asal Pamulang, Tangerang Selatan itu.
Sama seperti Isna, banyak warga lain yang juga mendapat kejutan serupa. Mereka sudah bersiap membayar Rp14 ribu, tetapi akhirnya cukup merogoh Rp7.000.
“Saya berharap diskon tarif MRT terus diperpanjang karena banyak orang membutuhkan angkutan umum yang murah ini. Kalau lebih murah, saya yakin banyak orang meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah,” tandas Isna.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan tarif MRT terjauh sebesar Rp14 ribu. Namun, sejak operasi hari pertama 1 April hingga 30 Maret diberlakukan tarif diskon sehingga warga cukup membayar Rp7.000.
Namun, Pemprov DKI memutuskan untuk memperpanjang potongan harga itu hingga 12 Mei nanti. “Hari ini MRT Jakarta masih sama 50% tarif sampai pengumuman berikutnya,” kata Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhammad Kamaludin, kemarin.
Kebijakan perpanjangan pemotongan tarif, ujarnya, supaya perusahaan bisa lebih punya waktu untuk menyosialisasikan keuntungan naik MRT bagi pengguna kendaraan pribadi. Tujuan besarnya supaya mereka mau beralih menggunakan MRT yang telah terintegrasi dengan bus-bus Trans-Jakarta serta angkutan kota Jak Lingko.
“Dalam beberapa minggu ke depan akan kami jalankan sosialisasinya terlebih dahulu. Sosialisasi melalui program yang ada di dalam dan di luar stasiun akan dilakukan via media elektronik dan media cetak,” tandas Kamaludin.
Berkah MRT
Selain kebijakan itu, mulai kemarin, PT MRT juga mengoperasikan 16 Ratangga dari sebelumnya 8 rangkaian. Jam operasional diperpanjang dari pukul 05.00 hingga 24.00 WIB. Dengan penambahan rangkaian itu, jarak kedatangan satu kereta dengan kereta lain hanya 5 menit pada jam sibuk.
Sebelumnya, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar melaporkan dalam satu bulan operasi secara komersial Ratangga sudah mengangkut rata-rata 82.615 penumpang per hari. Angka tertinggi dicetak pada 13 April, sebanyak 119.748 penumpang.
“Tren jumlah penumpang terus naik. Pada hari-hari terakhir ini, angkanya sudah mencapai 90 ribu penumpang per hari,” lanjutnya.
Pengoperasian MRT ternyata juga menjadi berkah bagi busbus milik PT Trans-Jakarta. Terintegrasinya kedua moda angkutan umum itu membuat Trans-Jakarta juga mendapat berkah.
“Di koridor 1 tadinya banyak yang berpikir penumpang Trans-Jakarta akan menurun karena MRT. Ternyata kebalikannya, dari biasa mengangkut 82 ribu orang per hari, sejak ada MRT bertambah menjadi rata-rata 90 ribu orang,” papar Direktur Operasional PT Trans-Jakarta Daud Joseph.
Kenaikan jumlah penumpang juga terjadi di Halte Bundaran HI. Dari rata-rata 4.000 penumpang dan 8.000 penumpang pada akhir pekan setelah MRT beroperasi jumlahnya tembus hingga 15 ribu penumpang. (Rif/Ssr/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved