Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

PT KCI Siap Wujudkan Integrasi Antrmoda Transporttasi

Ferdian Ananda Majni
05/2/2019 18:30
PT KCI Siap Wujudkan Integrasi Antrmoda Transporttasi
(MI/ANGGA YUNIAR)

INTEGRASI antarmoda transportasi publik menjadi salah satu aspek yang dapat mendorong peningkatan kenyamanan pengguna transportasi publik dan berpindahnya masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Untuk mewujudkannya, PT.Kereta Comuter Indonesia (KCI) siap berkontribusi dalam integrasi tersebut. Direktur Utama KCI, Wiwik Widayanti mengatakan, integrasi antarmoda dapat melayani penumpang dengan lebih baik.

"Harus segera diwujudkan, karena penumpang akan mudah berpindah, dari satu moda ke moda lain dengan mudah, nyaman. Itu yang kami harapkan," kata Wiwik, di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Barat, Selasa (5/2).

"Tentunya dengan integrasi itu, masyarakat tidak akan mengunakan transportasi pribadi lagi," imbuhnya.

Wiwik menyebut, sejauh ini PT KCI telah melakukan integrasi fisik, seperti di kawasan Tebet, Palmerah dan Manggarai dengan TransJakarta.

"Di Tanah Abang telah telah diatur yang akan menggunakan Transjakarta, Jak Lingko, dengan mudahnya dari KRL turun ke bawah," terangnya.

Baca juga : PT KCI Sosialisasi Penggunaan Kartu Multi Trip

Wiwik menambahkan, ke depannya pengguna jasa KRL dengan mudahnya bisa berpindah ke moda transportasi lainnya.

"Nah integrasi pembayaran, kami masih menunggu izin (Bank Indonesia). Setelah mendapatkan izin tentunya kami akan bekerja sama dengan para operator transportasi lainnya supaya ada sistem integrasi sistem pembayarannya," pungkas Wiwik.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko mengatakan integrasi menjadi kunci keberhasilan transportasi untuk mendorong penyertaan modal ke arah yang lebih baik.

Hal terkait rencana kebijakan pembangunan transportasi di Jabodetabek. Menurutnya, DKI sudah menginisiasi untuk mengintegrasikan layanan angkutan umum baik itu bus kecil, bus sedang maupun bus besar.

"Kita sudah melakukan perhitungan dan kajian, kalau misalnya angkutan bus kecil ini diintegrasikan dalam satu platform itu kilometer tempuhnya, layanan Transjakarta itu sampai 2.000 kilometer," kata Sigit di Balai Kota DKI Jakarta.

Dia menjelaskan bahwa melakukan pembangunan sarana dan prasarana transportasi harus berbarengan dengan penataan rencana tata ruang dan wilayah.     

Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah pusat sepakat bahwa dalam jangka waktu 10 tahun, transportasi dan penataan tata ruang dan wilayah bisa selesai dan berjalan lebih baik.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga bakal menyediakan lebih banyak lagi bus penunjang se-Jabodetabek, sehingga masyarakat mampu berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

"Kalau kita bicara bus kecil butuh 30.000-an, bus sedang ada sekitar 3.000-an, bus besar sekitar 2.300, sampai pada 2030," kata Sigit.

Dikatakannya saat ini, pemprov menganggarkan untuk kewajiban pelayanan publik (Public Service Obligation/PSO) dan tiap tahun angkanya meningkat. Saat ini baru 19%, untuk mencapai 60% di 2030  perlu ada usaha yang keras yakni rekayasa trayek serta integrasi yang menjadi kunci. (FER)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya