Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

24 Ribu Angkatan Kerja Menganggur

Gan/J-1
11/12/2018 05:10
24 Ribu Angkatan Kerja Menganggur
(ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

DINAS Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bekasi mencatat tingginya angka pengangguran di wilayah mereka, yakni mencapai 24 ribu orang pada 2018 ini. Setiap bulannya, sedikitnya 2.000 angkatan kerja mendatangi Kantor Disnaker Kota Bekasi untuk dibuatkan kartu tanda pencari kerja (kartu kuning).

“Data itu berdasarkan data pencari kerja yang membuat kartu kuning. Ada sebagian yang memang baru lulus sekolah menengah,” kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, Sudarsono, kemarin.

Ia menerangkan, pemicu tingginya angka penganggur-an di Kota Bekasi antara lain pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan dan beralih profesinya tenaga kerja. Rata-rata mereka ialah lulusan SMA dan SMK.

Sebenarnya, kata dia, kesempatan bekerja untuk para pencari kerja cukup banyak. Pasalnya jumlah perusahaan yang terus bertumbuh di Kota Bekasi.

Pada 2016 lalu tercatat 1.226 perusahaan menjalankan usaha mereka di Kota Bekasi. Data terakhir di 2017, jumlahnya meningkat menjadi 1.504 perusahaan yang beroperasi di sana.

Namun, sambungnya, ber-tambahnya jumlah perusa-haan itu tidak dibarengi dengan bertambahnya permin-taan tenaga kerja. Perusahaan-perusahaan tersebut membuka lowongan selalu di bawah jumlah angkatan kerja.

“Misalkan perusahaan membutuhkan 10 orang, tapi yang mendaftar sampai ribuan. Jadi tidak seimbang antara permintaan dan penawaran,” jelas Sudarsono.

Tingginya angka pencari kerja di Bekasi, lanjutnya, tak lepas dari tingginya upah minimum yang ditetapkan, yakni tertinggi kedua setelah Kabupaten Karawang di Provinsi Jawa Barat. Upah di Bekasi bahkan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan di Jakarta.  

“Serbuan pencari kerja karena upahnya lebih tinggi daripada daerah lain. Di Bekasi, pekerja minimal mendapat Rp4,2 juta setiap bulannya,” tandas dia.

Kajian menyeluruh

Di kesempatan berbeda, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bekasi Sutomo mengakui kecilnya serapan angkatan kerja karena banyaknya pelamar yang tidak memenuhi kualifikasi pekerjaan.

Ia pun meminta pemerintah setempat membuat kajian yang menyeluruh tas persoalan tersebut.

“Dari informasi yang saya terima dari kalangan peng-usaha, banyak pelamar yang tidak memenuhi kebutuhan perusahaan. Karena itu, harus ada kajian kenapa bisa sampai enggak laku di pasar kerja. Pasti ada yang salah di situ, jadi mari kita cari solusinya bersama,” ucapnya singkat. (Gan/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik