Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
DUKUNGAN terus diberikan Japan International Cooperation Agency untuk pembangunan moda raya terpadu di Jakarta. Setelah memastikan akan menyediakan pinjaman untuk proyek MRT fase 2, lembaga milik pemerintah Jepang itu juga siap mendanai proyek MRT fase 3.
“Pembangunan fase 3 akan dimulai menjelang selesainya pembangunan fase 2, sekitar 2025. Fase 2 akan dimulai tahun ini, groundbreaking belum ditentukan,” ungkap Senior Representative Indonesia Office JICA, Tomoyuki Kawabata, di Kedutaan Besar Jepang, kemarin.
JICA sudah memberi pinjaman untuk memberikan pinjaman bagi pembangunan MRT sejak fase 1. Totalnya senilai Rp16 triliun untuk jalur sepanjang 16 kilometer. Fase 1 yang sering disebut jalur selatan-utara itu membentang dari Lebak Buluk hingga Bundaran HI. MRT fase ini ditargetkan akan mulai beroperasi pada Maret 2019.
Sementara itu, MRT fase 2, yang merupakan perpanjangan jalur selatan-utara, menghubungkan Bundaran HI hingga Kampung Bandan. Karena medannya lebih sulit, fase 2 dengan jarak 8,6 kilometer ini membutuhkan investasi Rp22,5 triliun.
Kawabata menuturkan MRT fase 3 merupakan jalur barat-timur. Stasiun awal dibangun di Kalideres, Jakarta Barat, hingga ke ujung Menteng, Jakarta Timur.
Jalur sepanjang 62 kilometer ini akan terbagi menjadi dua tahap, yaitu Kali Deres-Bundaran HI dan Bundaran HI-Ujung Genteng. Seperti proyek sebelumnya, seluruh konstruksi proyek akan dibiayai JICA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengurus pembebasan lahan.
Kemarin penandatanganan pinjaman dari JICA untuk pembangunan MRT Jakarta fase 2 dilakukan di kantor Kementerian Luar Negeri. Dari pihak Jepang diwakili Duta Besar Masafumi Ishii dan dari Indoneisa oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Desra Percaya. Total pinjaman senilai 70,210 miliar yen atau sekitar Rp22,5 triliun.
Di Asia Tenggara, Jakarta merupakan ibu kota negara yang paling belakangan memiliki MRT. Kota lain seperti Manila, Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Hanoi sudah lebih dulu mengoperasikannya.
Kebutuhan MRT sangat vital di Jakarta karena jumlah kendaraan terus meningkat sehingga menimbulkan kemacetan. MRT diharapkan bisa meretas masalah itu karena warga beralih dari kendaraan pribadi ke MRT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved