Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PENANGANAN Kali Sentiong atau yang kerap disebut Kali Item bukan hanya dikerjakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan Pemerintah Pusat. Masyarakat pun turun tangan mengusir bau busuk di kali yang terletak di belakang Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Sebanyak 500 kilogram bubuk penghilang bau busuk ditebar di beberapa titik di Kali Item , Minggu (29/7) pagi. Bubuk dengan nama Deogone disebar secara manual di hulu aliran Kali Item.
"Idealnya itu jumlahnya 7,5 ton bubuk untuk di sepanjang Kali Item dari ujung ke ujung bukan hanya di sisi Wisma Atlet. Karena air mengalir ke utara, maka kami sebar ke hulunya, tujuannya bisa hanyut sedikit lah walau jumlahnya sedikit," kata koordinator aksi Suwardi Hagani, Minggu (29/7).
Meski jumlahnya tak ideal, ia meyakini bau busuk di Kali Item bisa berkurang. Ia menyebut, biasanya serbuk itu bisa mengurangi bau kali kurang lebih satu minggu.
"Mudah-mudahan bisa menghilangkan bau walau idealnya itu butuh 7,5 ton sepanjang Kali Item. Daripada berteriak dalam kegelapan lebih baik menyalakan lilin walau sebatang," kata Suwardi mengibaratkan polemik penangan Kali Item oleh pemerintah
Ia menyebut aksi itu merupakan inisiatif masyarakat yang diakomodir Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DKI Jakarta. Biaya yang dikeluarkan pun dari urunan masyararakat.
"Rp50 ribu per kilogramnya. Ya hitung saja berapa jumlahnya. 100 persen dari masyarakat," kata Suwardi
Mengurai bakteri
Suwardi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum DPD HKTI DKI Jakarta mengatakan, bau busuk air limbah di Kali Item terjadi karena adanya bakteri pengurai dalam air limbah. Dalam proses penguraian, bakteri mengeluarkan gas amoniak dan gas sulfur.
"Sebagaimana bakteri pengurai makanan di dalam perut kita yang menghasilkan gas amoniak, bernama kentut," ujarnya
Serbuk Deogone ini, kata Suwardi, mengandung mikroba unggul hasil seleksi di laboratorium, yaitu jamur pelapuk kayu. Ketika ditabur pada limbah akan menggantikan peran bakteri dalam melapukan limbah.
"Karena mikroba ini jenis jamur bukan bakteri, maka jamur adalah jenis tanaman. Jamur tidak mengeluarkan gas amoniak tapi hanya uap air, sebagaimana umumnya tanaman,"jelasnya
Kepala Dinas Sumber Daya Air Teguh Hendrawan mengapresiasi bantuan yang dilakukan masyarakat terhadap Kali Item. Pihaknya akan melihat hasil kerja penaburan bubuk itu selama beberapa hari ke depan. Jika hasil dari kedua langkah tersebut efektif, maka bakal dilakukan kembali.
"Sekarang masih uji coba. Kalau hasilnya bagus akan dilakukan kembali," ujar Teguh. (X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved