Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Kapolri: Terjadi Bottleneck di Pangkat Kombes

Tosiani
03/7/2018 13:15
Kapolri: Terjadi Bottleneck di Pangkat Kombes
(MI/ROMMY PUJIANTO)

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan saat ini terdapat fenomena bottleneck di pangkat Komisaris Besar (Kombes). Karenanya Polri mengerem kenaikan pangkat Kombes agar tidak terjadi ledakan jumlah pangkat tersebut.

Tito menyebut, saat ini terdapat sedikitnya 1.300 perwira berpangkat Kombes. Dari jumlah itu, 400-500 orang di antaranya tengah mengikuti seleksi pimpinan tinggi (Sespimti). Padahal perwira tinggi (pati) bintang satu yang pensiun hanya sekitar empat hingga lima orang saja per bulan.

Tito menceritakan, sebelum 1984 rekrutmen yang dilakukan jumlahnya relatif tidak terlalu besar. Angkatan 1982 hanya 46 orang. Rekruitmen angkatan 1987 ada 177 orang. Rekruitmen angkatan 1988 hampir 202 orang. Kemudian untuk angkatan 1989 ke atas jumlah yang direkrut di atas 100-an orang.

"Efeknya terjadi bottleneck di pangkat Kombes. Untuk jadi Kombes mau tidak mau kita mengerem sehingga tidak terjadi ledakan jumlah. Total kombes sekarang saja 1.300-an. Yang sespimti ada 400-500 an, nah bintang 1 itu kalau pensiun dalam sebulan tidak lebih dari 4-5 orang," kata Tito, di Jakarta, Selasa (3/7).

Tito mengungkapkan, perwira yang saat ini menjadi Kombes rata-rata dari angkatan 1984 hingga 1997. Untuk angkatan 1996 dijadwalkan naik pangkat Kombes pada Januari 2019 mendatang. Karena itu jumlahnya sangat banyak.

Tito memahami mereka yang senior ingin naik bintang. Di sisi lain ada yang akan pensiun juga. Sementara mereka yang masih junior memiliki spirit yang sangat tinggi.

"Mohon maaf yang (angkatan) 84, 85, 86 rata-rata yang Kombes ini sisa-sisa yang top-top di angkatannya. Sementara yang junior ini crane yang selalu naik ke atas. Jadi yang 90-an ke atas ini yang naik pangkat rata-rata yang spirit bekerjanya bagus. Jadi saya sama Pak Waka ini dalam posisi dilematis," kata Tito.

Tito mengatakan, saat dipilih yang senior untuk menghargai senior naik pangkat, tapi belum tentu performanya bagus. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan segi kemanusiaan karena mungkin ingin melihat senior. Akan tetapi untuk performa tentu akan dicari yang terbaik demi kepentingan organisasi. Hal itu, kata Tito menjadi tantangan yang akan dihadapi.

"Sehingga langkah yang kita lakukan untuk mengakomodir meledaknya jumlah kombes ini, satu mengerem kenaikan pangkat dengan memperpanjang masa dinas Kompol ke AKBP, AKBP ke Kombes. Jadi yang sekarang ini beruntung karena nanti akan di rem," kata Tito.

Saat ini, sebut Tito, ada 400 orang Kombes dengan kualifikasi bagus. Maka yang menjadi masalah sekarang adalah jabatannya. Karenanya Mabes Polri mengembangkan organisasi dari yang bintang satu dinaikan ke bintang dua. Beberapa polda dinaikkan ke tipe A dalam waktu dekat seperti Jogja, Banten dan Bengkulu akan dinaikan ke bintang 2.

"Karena kalau naik bintang 2 ada bintang 1 di bawah nya. Untuk di luar, saya pernah bicara sama Pak Buwas, kita naikan Kepala BNNP bintang 1. Organisasi-organisasi lain juga kita naikkan ke bintang 1," kata Tito.

Di luar struktur organisasi, lanjut Tito, semua kepala BNNP sudah ada. Kemudian untuk yang lain, seperti Polhukam, OJK, Bakamla dan di institusi lain, seperti dirjen hubdat. Hal ini untuk mengakomodir ledakan jumlah kombes.

"Jika sudah kombes, lalu bintang 1 akan diletakkan di mana saja bebas. Tapi mau minta kapolda wakapolda pusing lah saya sama pak waka. Mohon maaf saya jadi pengen curhat ke rekan-rekan semua agar paham. Pengennya milih senior sebagai penghargaan, tapi kadang-kadang persoalannya yang di kombes, mohon maaf, kalau levelnya crane yang di bawah tapi yang di atas itu kan karena performanya bagus. Milih senior karena kasihan, milih junior karena performanya bagus, ini dilema yang saya rasakan," kata Tito.

Dalam kesempatan itu, Tito mengucapkan selamat pada 30 perwira menengah yang naik pangkat jadi Kombes. Sebab tidak gampang menjadi kombes. Mereka yang sudah lolos jadi kombes, Tito memintanya supaya bekerja yang baik. Tidak perlu berpikir kapan dapat bintang dulu karena masih banyak seniornya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya