Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Menikmati Nuansa Tempo Dulu di Kedai Tjikini

Mercy Widjaja/J-2
22/6/2018 06:10
Menikmati Nuansa Tempo Dulu di Kedai Tjikini
(DOK DECODEKO)

KEDAI Tjikini, restoran di Jalan Cikini Raya No 17, Menteng, Jakarta Pusat, menawarkan konsep klasik gaya Belanda dan Jawa. Restoran yang berdiri sejak 2011 itu mempertahankan bangunan asli bergaya kolonial. Tata ruang didesain dengan suasana tempo dulu. Meja bar dan rak display yang terbuat dari kayu berpelitur cokelat memberi sentuhan klasik pada ruangan.

Bukan cuma itu, kesan klasik juga ditemui pada benda-benda kuno yang terdapat dalam restoran, seperti surat kabar, radio, stoples, mainan, dan benda-benda kuno lainnya. Nuansa dan menu makanan yang disijakan mampu mengobati rasa rindu pada Jakarta tempo dulu. Kedai ini sangat cocok untuk usia paruh baya yang ingin bernostalgia dan para kaum milineal yang ingin menikmati suasana ‘jadul’.

“Saya suka bangunan tua. Bagian dari sejarah yang perlu dirawat dan dikelola sehingga memiliki fungsi ekonomi. Jadi tidak gampang dihancurkan,” ujar Dharmawan Handonowarih yang mengaktualisasikan hobi memasaknya dengan kecintaannya untuk melestarikan bangunan tua melalui Kedai Tjikini ketika ditemui Media Indonesia beberapa waktu lalu.

Tempat itu ramai terutama pada saat jam makan siang dan makan malam. Pada Senin-Jumat, mayoritas pengunjung paruh baya. Namun, pada akhir pekan, Kedai Tjikini selalu dipenuhi anak-anak muda yang penasaran ingin merasakan suasana zaman kolonial tersebut.

Menu yang disuguhkan didominasi masakan tradisional tempu dulu, seperti nasi lodeh, ayam kampung, lontong sayur cap gomeh, yang ditawarkan dengan kisaran harga sekitar Rp55 ribu. Di sini juga ada minuman khas  sirup sarsaparila dengan kemasan khas dan tentunya rasa yang khas juga. Makan di Kedai Tjikini terasa kurang lengkap tanpa mencoba kopi andalannya, kopi house blend yang ditawarkan Rp35 ribu.
Kudapan seperti es krim ragusa juga tersedia di tempat ini.  Dharmawan berharap tempat ini bisa menjadi rumah untuk siapa pun yang rindu masakan dan suasana tradisional Jakarta. Kedai Tjikini tidak hanya digemari masyarakat lokal, tetapi juga mancanegara.
“Saya sering datang ke tempat ini karena mengingatkan saya dengan kampung halaman istri saya, Belanda,” ujar Herman, ekspatriat asal Jerman yang sudah lama tinggal di Bali.

Sementara itu, Ari, 39, mengaku senang menyelesaikan tugas kantornya di Kedai Tjikini karena suasana yang seperti rumah. “Ini seperti di rumah sendiri,” pungkasnya. Di tengah maraknya tempat kongko bergaya kebarat-baratan, Kedai Tjikini tak takut bersaing. Justru karena berbeda, Kedai Tjikini memiliki nilai tambah yang membuat pelanggannya selalu kembali.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya