Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Beli barang dari kamar, itu sudah biasa. Tinggal pesan secara daring, barang pun diantar kurir.
Lalu, bagaimana jika kurirnya ialah anak-anak muda bersepeda fixie?
MI Muda berkenalan lebih dekat dengan para awak WestBike Messengger (WMS) yang menjanjikan. Bersama mereka, kendati dikirim dengan gowesan, barang yang kamu kirim bisa sampai ke penerima dalam hari yang sama.
Jasa pengiriman barang ini sudah berdiri setahun lalu. Perintisnya Hendi Rachmat. Semula memiliki toko sepeda, ia memutuskan mengubah usahanya menjadi jasa pengiriman barang. Hendi kemudian bermitra dengan kawannya, Hamzah Muttaqin, 23.
Hamzah, yang akrab disapa Jeje, mengaku awalnya ia menjadi satusatunya kurir WMS. Namun, kini WMS telah memiliki 16 kurir yang disebut Jeje sebagai anggota. Setiap harinya, mereka bekerja mengirim aneka titipan, mayoritas dokumen.
Para anggota rata-rata berusia 20 tahun yang masih berkuliah. ''Dia (founder) mengerti kok dengan kuliah kita, asal kita bisa membagi waktunya saja,'' kata Echa, salah satu anggota.
WMS memilih lokasi usaha di Pasar Santa Lantai 1, Jakarta Selatan, yang kini banyak menjadi perbincangan dengan berbagai penjaja makanan dan minuman seru di dalamnya.Dua tarif Walaupun memakai sepeda, WMS, kata Jeje, melayani pengiriman ke seluruh Jakarta, kecuali Jakarta Utara, dengan berat maksimal 8-9 kg. Mereka memukul rata tarif tanpa memperhitungkan jarak tempuh. Jeje menyebutnya tarif VIP dan VVIP.
''VIP ini bertarif Rp50 ribu, barang diterima pada hari yang sama, sedangkan VVIP Rp100 ribu dengan jaminan 2 jam sampai. Biasanya mereka menggunakan kami karena lebih cepat dan kerahasiaannya terjamin. Kami memang tidak ikut campur tangan urusan barang mereka.Servis yang kami berikan adalah dalam keamanan, kerahasiaan, dan ketepatan waktu,'' tambah Jeje.
Hujan jalan terus Ketika MI Muda bertandang ke markas WMS pada Rabu (11/2) siang, hujan di Jakarta belum juga reda, tapi para anggota baru selesai mengantarkan barang ke beberapa alamat.''Setelah selesai mengantar barang pelanggan, kami langsung kumpul di sini sambil menunggu pengiriman selanjutnya,'' kata Echa, salah satu kurir WMS yang kami temui di Pasar Santa. Selain berkarier di WMS, Echa juga kuliah di Universitas Bina Nusantara. Hebat lo, mereka tidak terlihat lelah walau seharian mengayuh sepeda membawa barang yang cukup berat, padahal cuaca di luar sedang hujan lebat.
Setiap harinya, para anggota bisa bersepeda hingga 60-70 km per hari, mengantar ke tiga hingga lima alamat.“Kita nggak ngerasa capek karena kita ngejalaninnya senang.Kalau dibandingkan dengan motor, paling bedanya 5-10 menit doang.Karena kan kalau pakai motor, pasti kena macet. Kalau kita kan bisa lebih fleksibel. Ini hobi kita sih. Cuma hujan kayak gini memang menjadi kendala buat kami, harus bisa ngakalin agar barangnya nggak kebasahan,“ kata Anandira, salah satu anggota yang juga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Ya, kondisi hujan memang menjadi tantangan para kurir. Selain barang bawaan menjadi lebih berat, mereka pun harus hati-hati melintasi jalanan basah yang licin. ''Kemarin saya baru saja jatuh karena ngelewatin genangan air yang ternyata ada lubang lumayan dalam,'' tambah Echa sambil tertawa.
Terjatuh adalah hal biasa yang dialami para kurir, entah itu karena jalanan licin atau terserempet kendaraan lain. Echa dan Anandira mengaku, bagi mereka cuaca panas malah lebih membuat nyaman bersepeda.Kampanye hijau Seusai rehat, Anandira mengecek kondisi sepedanya. Ua mengambil perkakas, melepaskan mur dan baut, membenarkan cakram rem sepedanya, lalu memasang kembali baudnya. Mengecek hingga membetulkan kondisi sepeda memang biasanya dilakukan untuk menjaga performa sepeda agar lebih gesit.
Mengapa tidak menggunakan sepeda motor untuk mengirimnya?
Ternyata, kecintaan Hendi dan Jejelah yang jadi pemacunya.
''Tak hanya mau hanya berbisnis, sebenarnya kita pun menyuarakan semangat go green agar lebih banyak orang yang memakai sepeda ketimbang motor atau mobil. Selain lebih gesit, penggunaan sepeda pun ramah lingkungan, tak ada polusi yang menyebabkan kualitas udara semakin memburuk,'' kata Jeje.
Sayangnya infrastruktur jalan di Jakarta masih kurang bagus. Jalur khusus sepeda banyak diserobot bahkan digunakan untuk parkir mobil. Akibatnya, para kurir harus berebut jalan dengan motor. ''Kami pengen juga menginspirasi orang agar semakin banyak yang memakai sepeda, jadi Jakarta nggak tambah macet, dan kita bisa lebih sehat juga,'' tambah Jeje. (M-1)
miweekend @mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved