Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Korban Jiwa di Monas Disebabkan Dehidrasi

Yanurisa Ananta
02/5/2018 09:20
Korban Jiwa di Monas Disebabkan Dehidrasi
(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

POLDA Metro Jaya mengklarifikasi acara Untukmu Indonesia Berkarya dalam Harmoni yang menggelar pembagian kebutuhan bahan pokok di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat dikaitkan dengan dua korban tewas.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menyatakan kedua orang yang meninggal sama sekali tidak ada hubungan dengan acara di Monas. "Mereka tidak ikut mengantre," katanya, kemarin.

Argo menjelaskan kronologi kejadian berawal dari masuknya laporan kepada petugas kepolisian adanya remaja berusia 13 tahun dalam keadaan tidak sadarkan diri di seberang Mabes TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4).

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang melintasi lokasi kejadian dengan menggunakan mobil ambulans langsung membawa remaja tersebut ke RS Tarakan, Jakarta Pusat. Saat tiba di sana, yang bersangkutan masih hidup kemudian menjalani perawatan. Namun, nyawa remaja itu tidak tertolong. Korban meninggal diduga akibat suhu badan meningkat dan dehidrasi.

Polisi juga mendapatkan laporan seorang remaja berusia 11 tahun meninggal di RS Tarakan pada Minggu (29/4) pagi sekitar pukul 05.00 WIB. Dari dokter jaga penyebab kematiannya, ternyata akibat dehidrasi.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu juga menegaskan tidak ada korban meninggal akibat antre sembako. Pihaknya memantau langsung kegiatan tersebut terkendali.

Panita tidak Siap

Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede menegaskan membeludaknya massa di Monas pada Sabtu lalu disebabkan tidak adanya persiapan yang matang. Sejak awal, panitia tidak bisa menyebut berapa orang yang akan hadir di acara itu.

"Panitia tidak menjelaskan perkiraan jumlah orang yang mau dihadirkan dan ternyata pada pukul 11.15 berdasarkan hasil pantauan kami dari Monas, yang masuk itu sudah kurang lebih 100 ribuan orang," kata Mangara, saat dihubungi, kemarin.

Setelah menemui fakta itu, akhirnya Mangara bersama Dandim dan Kapolres Jakarta Pusat serta Karo Ops sepakat menutup pintu masuk Monas dan membuka pintu Monas sisi Pertamina untuk massa keluar. Mangara pun menjelaskan banyaknya warga yang datang menyebabkan kendaraan yang antre pun menghabiskan hampir setengah jalan.

"Coba bayangkan kalau 100 ribu orang datang ke Monas dengan kendaraan, berarti kendaraannya itu sudah berapa? Kalau rata-rata dibagi 50, berarti kan sudah 200 kendaraan dan itu melebihi kendaraan yang masuk di sana," paparnya.

Selain itu, pihak panitia dari Forum untuk Indonesia (FUI) juga tidak meminta izin untuk agenda pembagian sembako. Kepada Pemprov DKI, panitia meminta izin untuk acara kirab budaya. Setelah melihat banyaknya pengunjung, aparat pun mengubah sistem antrean.

"Kita perintahkan diubah supaya tidak lagi ada antrean (terpisah) untuk mi instan, minyak, dan beras. (Kita buat) pada satu antrean semuanya bisa didapat. Itu yang kita ubah saat itu sehingga orang tidak antre sampai tiga kali," tuturnya.

Sementara KaDisparbud DKI Jakarta Tinia Budiati, menjelaskan panitia menjamin tidak ada muatan politik dalam acara tersebut.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya