Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Sebulan Kami Belajar di Tenda Biru

Dede Susianti/J-2
02/5/2018 08:50
Sebulan Kami Belajar di Tenda Biru
(MI/DEDE SUSIANTI)

DARI rumah, pakaian mereka rapi dan bersih. Namun, sepulang sekolah, pakaian mereka kotor. Hal itu terjadi lantaran mereka harus belajar di luar ruangan. Mereka juga kerap kepanasan dan harus merasakan ketidaknyaman karena tempat belajar mereka becek akibat kehujanan.

Sudah satu bulan lamanya kondisi itu dirasakan ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri Mutiara di Kampung Pasir Buyut, Desa Cibeber Dua, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Bangunan ruang kelas mereka rusak akibat dihantam puting beliung. Mereka kini belajar di ruang terbuka dekat sekolah. Tempat belajar mereka hanya beratapkan tenda atau terpal biru. Para orangtua dan para guru pun waswas. Mereka merasa kasihan pada anak-anak. Terlebih sebentar lagi ada ujian nasional.

Meski demikian, semangat anak-anak tidak luntur. Mereka tetap masuk. "Enggak nyaman karena tanahnya becek kalau habis hujan," ujar Raih Amalia, salah seorang siswa kelas 4, ketika ditemui Kamis (26/4).

Menurut Sukardi, salah seorang guru, pihaknya terpaksa memindahkan ruang belajar ke tenda karena ruang kelas rusak dan sudah tidak layak pakai. "Sudah hampir satu bulan terpaksa belajar di luar karena bangunan sudah tidak layak pakai. Daripada anak-anak kena bencana, otomatis yang empat ruang dikosongkan," ungkapnya.

Tenda darurat pun dibuat untuk kegiatan belajar-mengajar terus berlangsung. Diakuinya, selama dilakukan di tenda, kegiatan belajar-mengajar dirasakan kurang efektif. "Enggak efektif. Apalagi waktu hujan, kemarin kita kehujanan. Hujan mulai pagi sampai pukul 12.00. Terpaksa pukul 09.00 sudah saya bubarkan, daripada anak-anak main air dan bisa membuat mereka sakit," terangnya.

Dia mengatakan pihaknya sudah mengajukan untuk perbaikan kepada dinas terkait. "Kalau diajukan, sudah banyak diakukan. Mungkin belum waktunya karena pemerintah tidak memikirkan ini dulu," ungkapnya.

Padahal, siswa kelas 6 akan melaksanakan ujian nasional (UN) pada 3 Mei mendatang. Kekhawatiran mereka ialah belum adanya lokasi atau tempat pelaksanaan UN. Pihak sekolah berencana mengadakan ujian dengan menumpang ke sekolah lain.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tb Luthfie Syam mengatakan sudah mengetahui kondisi SDN Mutiara. Menurutnya, tahun ini sekolah tersebut sudah masuk daftar calon penerima bantuan dana alokasi khusus tahun ajaran 2018. "Sudah masuk daftar calon penerima untuk kegiatan rehabilitasi tiga ruang kelas. Biayanya sebesar Rp235 juta," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya