Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Dampak Ganjil Genap di Tol Jakarta-Tangerang belum Nendang

Gana Buana
18/4/2018 08:51
Dampak Ganjil Genap di Tol Jakarta-Tangerang belum Nendang
(ANTARA/Muhammad Iqbal)

DAMPAK positif penerapan sistem ganjil genap di ruas tol Jakarta-Tangerang (Jatan) belum nendang. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) terus mencari formula mengatasi beberapa titik macet di ruas tol tersebut.

“Kepadatan lalu lintas masih terjadi di ruas Tol Jatan meski paket kebijakan pengendalian kemacetan telah diterapkan sejak Senin (16/4),” ungkap Direktur Lalu Lintas dan Angkutan pada BPTJ Kementerian Perhubungan, Karlo Manik, Selasa (17/4).

Kepadatan terjadi disebabkan laju kendaraan yang keluar di Gerbang Tol (GT) Kebon Jeruk dan lambatnya sistem pembayaran di GT Tangerang. Ditambah keberadaan terminal bayangan pemberhentian bus antarkota antarprovinsi (AKAP) menaikkan dan menurunkan penumpang di pinggir jalan membuat lalu lintas semakin tersendat.

Kontur jalur Tol Jakarta-Tangerang mulai dari pintu Tol Tomang masuk ke arah Tol Dalam Kota yang menanjak juga menjadi penghambat laju kendaraan melambat. Akibatnya, kepadatan pun terjadi saat kendaraan melaju ke arah tol dalam kota maupun ke arah Harmoni.

Begitu pula saat kendaraan keluar arah Rumah Sakit Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat, kondisi jalan arteri pun padat. Ini berimbas pada panjangnya antrean kendaraan keluar dari arah Kebon Jeruk.

“Kemarin, panjang antrean menuju GT Tomang lebih 7 kilometer atau lebih dari batas GT Kebon Jeruk ke arah Tangerang. Namun, lalu lintas tetap terurai karena sebagian kendaraan berpelat ganjil tidak boleh melintas. Jumlah kendaraan turun dari 4.448 menjadi 3.054,” jelas dia.

Karlo mengatakan pihaknya terus mengevaluasi penerapan paket kebijakan pengurai kepadatan lalu lintas di Tol Jatan. Tujuannya tiada lain agar manfaat yang dirasakan warga dari arah Bekasi menuju Jakarta bisa dirasakan juga oleh warga dari Tangerang menuju Jakarta.

 

Respons positif

Meski masih tergolong padat, kata dia, beberapa respons positif sudah dirasakan di GT Kunciran 2 dan Tangerang 2. Jumlah kendaraan pemberlakuan ganjil-genap pada 16 April pukul 06.00-09.00 WIB, menurun dari 6.194 kendaraan menjadi 4.459 atau sekitar 28,01%.

“Banyak pengendara yang berangkat lebih pagi. Ada pula yang pindah ke GT Karawaci 2, Karawaci 4, dan Karang Tengah Barat 2,” tandas dia.

BPTJ mulai menerapkan tiga paket kebijakan pada ruas tol Jatan sejak  Senin (16/4). Penerapan skema ganjil genap untuk kendaraan pribadi pada pintu Tol Kunciran 2 dan Tangerang 2 arah Jakarta menjadi salah satu paket kebijakan yang akan diberlakukan.

Rencananya, kebijakan berlaku setiap hari Senin-Jumat pukul 06.00-09.00 WIB kecuali hari libur nasional. Penerapan kebijakan ini tidak lepas dari miripnya karakteristik kondisi Tol Jakarta-Tangerang dengan Tol Jakarta-Cikampek. Selain volume demand to capacity ratio di beberapa ruas sudah mencapai 1 bahkan lebih, lalu lintas kendaraan berat angkutan barang golongan III, IV, dan V juga banyak.

Untuk itu, pihaknya juga menyiapkan dua paket kebijakan lainnya, yakni pembatasan kendaraan berat angkutan barang (golongan III, IV, dan V) di ruas Cikupa Tomang serta pemberlakuan Lajur Khusus Angkutan Umum ruas Tangerang Kebon Jeruk.

Secara terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis sistem ganjil genap di Tol Jatan akan dapat mengurai kemacetan hingga 40% atau sebanyak 1.500 kendaraan pada jam sibuk. Ganjil genap akan membuat masyarakat menggunakan transportasi massal. (Cah/J-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya