Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
NAMA Kota Tua lekat dengan Museum Fatahillah. Hal lain yang biasanya diingat wisatawan jika mendengar nama itu ialah sepeda ontel serta patung meriam yang langganan jadi objek swafoto.
Padahal Kota Tua tidak melulu itu. Ada sederet destinasi menarik seperti Wihara Dharma Bakti di kawasan Pecinan Jakarta Barat, Masjid Langgar Tinggi di Pekojan, dan Pelabuhan Sunda Kelapa di Pademangan, kawasan pesisir Jakarta Utara.
“Wilayah-wilayah itu akan kami perkenalkan lagi ke masyarakat dengan konsep wisata etnik. Saat ini kami masih rancang,” kata kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, Norviadi S Husodo, saat ditemui di kantornya, Jumat (6/4).
Ada tiga titik utama yang akan dikembangkan dalam konsep wisata etnik. Pertama, wisata etnik Tionghoa akan dipusatkan di kawasan Glodok, Pancoran.
Kawasan itu melingkupi destinasi seperti Wihara Dharma Bhakti, Gereja Santa Maria De Fatima dengan ornamen khas Tionghoa, serta pasar tradisional yang menjual pernak-pernik dan kuliner khas Tionghoa hingga bumbu ala Hokian.
“Saat ini sudah ramai, tapi akan kami tata lebih lagi konsep China town dengan pertunjukan atau festival bukan hanya saat momen Imlek,” kata Norvi.
Destinasi wisata etnik lain yang dikembangkan ialah kawasan Pekojan sebagai potret harmonisnya etnik Arab dan Tionghoa, yang ditandai bangunan tua seperti Masjid Langgar Tinggi yang didirikan pada 1833 dan Masjid An Nawier pada 1760.
Masjid-masjid itu merupakan pe-ninggalan warga keturunan Hadramaut (Yaman), Arab, dan India, yang dahulu banyak tinggal di kawasan tersebut.
Titik destinasi lain yang dikembangkan ialah kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Wisata pesisir akan dilengkapi kunjungan ke Makam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, ulama besar dari Yaman yang menyiarkan Islam sejak 1700-an di pesisir Batavia. Makam itu terletak di Kampung Luar Batang.
“Ketiga tempat itu akan digali lagi untuk menarik turis ke kawasan Kota Tua. Rencana akan kami jalankan mulai Mei 2018 mendatang.”
Untuk mewujudkan konsep wisata etnik, kata Norvi, perlu dukungan dari instansi lain, khususnya dalam pengaturan arus lalu lintas agar ada integrasi titik-titik tersebut.
“Nanti ada bus pengangkut penumpang yang terintegrasi mulai dari Stasiun Kota ke tempat-tempat itu. Ini masih dikoordinasikan karena itu kan kebijakan melibatkan instansi lainnya,”
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat Linda Enriany menjelaskan konsep tiga destinasi itu masih dimatangkan. Untuk menarik turis, akan dibuat festival kebudayaan di tiga lokasi itu. “Rencana mau kami tampilkan juga saat Asian Games nanti. Kalau itu berjalan sukses, akan kami permanenkan.”
Momen Asian Games akan dijadikan promosi wisata Kota Tua. Dengan konsep itu, target 3 juta pengujung Kota Tua tahun ini diprediksi bisa tercapai. “Jika konsep dipermanenkan, target tahun depan 5 juta pengunjung semoga bisa tercapai,” kata Linda. (Mal/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved