Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEBONGKAH kayu fondasi cerucuk ditemukan di dasar Kali Besar, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, saat para pekerja melakukan pengerukan di sana awal tahun lalu. Kayu yang menjadi pene-muan berharga dalam proses revitalisasi Kali Besar itu lantas diangkat ke permukaan, dan siap menghiasi keelokan kanal Batavia yang akan dipugar kembali kini.
Itu merupakan bahan fondasi Pintu Air Kali Besar, kali yang diperkirakan telah ada sejak abad ke-18. Para pekerja menemukan ratusan kayu yang masih tertanam di dasar kali. Beberapa di antaranya sudah terangkut.
“Sebagian yang terangkut akan dijadikan display yang dipajang di Kali Besar. Yang masih tertanam dibiarkan, airnya jernih, nanti pengunjung bisa melihat,” kata Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, Norviadi S Husodo, di Jakarta, Jumat (6/4)
Berdasarkan paparan ahli cagar budaya, lanjut Norviadi, cerucuk di dasar Kali Besar terdiri atas beragam bentuk seperti balok, balok dengan ujung meruncing, dan bersisi tabung dengan ujung juga meruncing.
Proses revitalisasi Kali Besar tahap pertama hampir rampung, sekitar 90% pengerjaan. Kali yang merupakan kanal elok pada zaman Batavia itu dijanjikan akan segera menjelma cantik kembali. Cerucuk itu kan menjadi bintangnya.
Tak hanya menambah nuansa historis, kayu cerucuk itu bakal dijadikan objek edukasi bagi masyarakat. Sebuah papan yang memampang informasi hasil kajian tim akan dipasang di dekat ruas cerucuk tersebut.
Norviadi berharap Kali Besar bisa menjadi destinasi wisata bagi pe-ngunjung Kota Tua sehingga tidak hanya terfokus pada area Taman Fatahillah.
“Selama ini masyarakat hanya tahu Taman Fatahillah. Ingat Kota Tua, ingatnya Taman Fatahillah. Padahal, banyak zona lain yang bisa dikunjungi semisal area pecinan atau Kali Besar,” kata dia.
Pada zaman Batavia
Tim ahli cagar budaya Pemprov DKI Jakarta, Chandrian Attahiyat, mengatakan cerucuk itu diperkirakan sebagai penguat pintu air, yang berfungsi sebagai pengatur debit air di kali utama pada abad ke-18 tersebut.
“Temuan fondasi pintu air itu merupakan jawaban dari temuan fondasi pintu air lain yang ditemukan di kawasan Pasar ikan dekat Museum Bahari, beberapa tahun sebelumnya. Kedua pintu air itu merupakan kesatuan utuh yang berfungsi menjaga debit air Kali Besar,” paparnya.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, debit air Kali Besar mesti selalu dijaga. Itu menjadi hal penting lantaran ia adalah jalur utama lalu lintas kapal kecil pengangkut barang.
Kanal-kanal di Kota Tua saat itu sengaja dibuat sebagai jalur kapal kecil yang mengangkut barang-barang hasil perkebunan dari wilayah selatan Batavia. Muatan itu kemudian akan dipindahkan ke kapal-kapal besar di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Sebaliknya, muatan dari kapal besar dibongkar di Sunda Kelapa dan dibawa masuk ke kota menggunakan kapal-kapal kecil, sedangkan kapal besar melabuh jangkar di perairan Sunda Kelapa karena tak bisa masuk ke aliran yang sempit.
Kali Besar-lah kanal yang menjadi jalur utama kapal kecil itu. Seberapa deras debit air akan memengaruhi laju kapal-kapal mengantarkan barang.
Wujud terkini
Seluruh sisi baik Kali Besar Barat maupun Kali Besar Timur ke arah Jembatan Kota Intan kini masih tertutup dengan seng. Namun, pemandangan indah di dalamnya bisa diintip dari halte Trans-Jakarta Kali Besar Barat.
Di penghujung pengerjaan revitalisasi, impian Pemprov DKI Jakarta mulai mengarah menjadi kenyataan. Mereka selam ini menggaungkan rencana mengembalikan Kali Besar sebagai kanal cantik berdesain Eropa bak Venezia dengan air sebersih Sungai Cheonggyecheon di Korea Selatan.
Menurut Norviadi, pada area di sepanjang kanal kini sudah dibangun taman dengan beragam ornamen. Jalanannya sudah dipasangi paving block, lengkap dengan tiang-tiang lampu bercorak antik. Di titik-titik tertentu terdapat pula semacam balkon berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi sebagai tempat santai pengunjung.
“Tahap satu dikerjakan mulai Jalan Bank sampai ke Jalan Kopi diharapkan sebelum Asian Games Agustus nanti selesai,” kata dia.
Tahap dua akan dikerjakan tahun depan mulai Jalan Kopi sampai Jalan Intan. “(Konsep) tahap kedua dikaji lagi apakah tampak seperti tahap satu. Bisa juga disesuaikan Jembatan Kota Intan,” tambahnya.
Area jembatan pun akan dibuat penuh suasana romantis. Dua jembatan, Jembatan Informasi dan Jembatan Budaya, dihias dengan lampu warna-warni. Di bawah jembatan itu nantinya berseliweran perahu-perahu kecil yang diterangi lampu kecil.
Revitalisasi Kali Besar dimulai sejak era Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Pada akhir Oktober 2017, Djarot Saiful Hidayat yang saat itu menjabat gubernur menyatakan percepatan penyelesaian revitalisasi Kali Besar ialah upaya untuk mendorong kawasan Kota Tua sebagai destinasi wisata unggulan di DKI Jakarta. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved