Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Warga Keluhkan Kualitas Air PAM Jaya

Yanurisa Ananta
05/4/2018 10:23
Warga Keluhkan Kualitas Air PAM Jaya
Penjual air bersih keliling mengisikan air ke dalam jeriken untuk disalurkan ke pelanggan di Penjaringan, Jakarta Utara, bulan lalu.(MI/Ramdani)

IMBAUAN Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kepada warga untuk mengurangi penggunaan air tanah seolah tidak memberikan pilihan bagi warga. Saat warga diminta tidak menggunakan air tanah, pada saat yang sama, warga mengeluhkan kualitas air Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya. Hal itu terjadi di kawasan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.

Yanti, 47, warga Jalan Jambu Air RT 09/02, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, mengatakan lebih memilih menggunakan air tanah lantaran air PAM yang dipakainya mengandung garam dan terasa asin. Akibatnya, barang-barang yang dicuci, seperti sendok, mengalami kerusakan.

“Kalau pakai air PAM, cucian kita pada rusak. Air di sini sedikit asin. Makanya, saya sudah dua tahun berhenti langganan air PAM dan memilih melalui sumur bor dari mesin pompa,” kata Yanti, beberapa waktu lalu.

Mimah, 39, salah satu warga di lokasi yang sama, pun menjelaskan masih menggunakan air kali untuk mencuci pakaian meskipun air dipenuhi sampah dan lumur. Untuk air konsumsi makan dan minum, ia memilih air galon. “Air kali lebih baik kalau dibandingkan dengan air PAM yang baunya menyengat. Kalau sehari-hari, buat makan minum biasanya pakai galon,” tuturnya.

Serupa tapi tak sama, di Blok F, Rusunawa Pesakih, Kalideres, Jakarta Barat, kondisi air dipenuhi ulat-ulat kecil berwarna merah. Padahal, PAM Jaya telah selesai memperbaiki instalasi di rusun dan membangun jaringan air. Satu instalasi kemudian digunakan untuk tiga menara rusun di kawasan itu.

Heru, 38, salah satu warga, mengakui temuan ulet-ulet ini baru terjadi akhir-akhir ini. Ia pun menyatakan telah melaporkan hal ini kepada pengelola yang berjanji akan memperbaikinya. “Sedari awal tinggal, warga sini tak pernah menggunakan air rusun untuk konsumsi,” ucapnya.

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Pesakih Sarjoko mengatakan akan menindaklanjuti keluhan warga. Ia pun membantah saat ini air di Rusunawa Pesakih menggunakan air tanah. “Semua pakai air PAM,” katanya singkat.

Camat Kalideres Supriadi mengamini, kondisi air Jalan Jambu Air, RT 09, RW 02, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, buruk. Pasalnya memang sulit mendapat air bersih di lokasi tersebut. Contohnya RT 09 yang belum terjamah oleh jaringan pipa PAM Jaya. Meski demikian, pengajuan terhadap pihak PAM telah dilakukan sejak 2016. Namun, sampai saat ini, pemasangan pipa dan penyaluran air bersih belum terealisasi.

“Usul terus kami lakukan. Tapi belum ada kepastian dari pihak PDAM kapan bisa terealisasi,” kata Supriadi.

Humas PAM Jaya Linda menjelaskan jarak yang jauh membuat pemasangan pipa air PAM sulit dilakukan. Jika dipaksakan, dikhawatirkan aliran air hanya sedikit.

Sebanyak 81% air baku air bersih Jakarta berasal dari Waduk Jatiluhur. Sebesar 15% merupakan air yang berasal dari PDAM. Kemudian 4% dari Sungai Krukut dan Cengkareng Drain. (Aya/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya