Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KONSEP desain penataan ulang trotoar Jalan Sudirman-Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, akhirnya rampung setelah direvisi sejak Desember 2017-Februari 2018.
Dalam konsep terbaru, median jalan pemisah jalur cepat dan jalur lambat dihilangkan dengan memberi pembatas seperti pot panjang berisi tanaman.
Jalan sisi kanan dan sisi kiri akan memiliki jalur pejalan kaki, jalur fasilitas, serta jalur bus reguler dan sepeda motor menjadi satu.
Pada penataan ulang, disediakan tiga jalur untuk kendaraan bermotor roda empat serta satu jalur buat bus Trans-Jakarta. Sebelum revisi, Dinas Bina Marga DKI mencatat kondisi Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin terbagi menjadi dua sisi.
Jalan sisi kiri (Patung Pemuda sampai Patung Arjuna Wiwaha) dan jalan sisi kanan (Patung Arjuna Wiwaha hingga Patung Pemuda Senayan). Pada tiap jalur terdapat trotoar, lalu jalur lambat terdiri dari dua lajur, ada median jalan berupa taman yang menjadi pemisah antara jalur lambat dan cepat.
Konsep terbaru, ada jalur cepat sebanyak tiga lajur dan satu jalur bus khusus (busway), serta median jalan sebagai pemisah jalur bus khusus yang berada di jalan sisi kiri dan kanan.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faisal menjelaskan penataan ulang disesuaikan dengan konteks kekinian untuk memenuhi kebutuhan seluruh pengguna jalan dan trotoar.
"Penataan koridor Jalan Sudirman-Jalan Thamrin menerapkan konsep resizing, yakni penyesuaian ukuran jalan berdasarkan konteks kekinian. Kalau dulu pembangunan Jalan Sudirman-Jalan Thamrin hanya ada jalur cepat dan lambat. Sekarang, kedua jalur itu dihilangkan. Yang ada hanya jalur untuk bus reguler dan motor, jalur untuk roda empat, dan jalur bus Trans-Jakarta," ujar Yusmada, kemarin.
Kemudian di setiap sisi jalan akan ada jalur khusus sebagai fasilitas untuk halte bus, pohon peneduh, kios, toilet, dan panggung seni budaya. Selanjutnya di samping jalur fasilitas tercakup ruang hijau dan ruang bagi kegiatan warga, ada juga jalur pedestrian yang cukup lebar, mencapai sekitar 8 meter hingga 15 meter.
Tidak ketinggalan terdapat jalur pejalan kaki dan sepeda, sejumlah fasilitas publik, bangku taman, dan tempat sampah. "Dari basic design tersebut, ada sentuhan terakhir dari Pak Gubernur, yaitu menekankan aspek kemanusiaan. Ada spot-spot kebudayaan hingga edukasi infrastruktur. Dengan penataan ini terjadi interaksi sosial yang baru antara warga Jakarta tanpa sekat," jelas Yusmada. (Ssr/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved