Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Derita Warga Rawa Bokor Dikepung Proyek Tol JORR

(Mal/J-3)
22/2/2018 04:05
Derita Warga Rawa Bokor Dikepung Proyek Tol JORR
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

JANAH, 38, duduk termenung di bangku teras rumahnya. Ia sesekali berteriak memanggil anaknya, Fikri, 6, agar tidak bermain di lokasi proyek Tol JORR II ruas Cengkareng-Batu Cepar-Kunciran yang persis di ada belakang rumahnya, Rawa Bokor, Kelurahan Benda, Tangerang, Rabu (21/2).

Kekhawatiran saban hari menghinggapinya. Maklum, proyek tol yang menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta dengan Cibitung itu ‘mengepung’ rumahnya dan lima rumah lain. Akses mereka terputus oleh gundukan tanah setinggi 2 meter dari proyek tol itu. Jika hujan turun, air menggenang, berimbas banjir tak kunjung surut. “Anak enggak sekolah pas hujan saat Imlek kemarin banjir 1 meter baru surut tiga hari, enggak bisa ke mana-mana. Tapi sekarang di dalam rumah saya masih banjir, di kamar, di dapur,” ujarnya saat ditemui di rumahnya di RT 02/01, Kampung Rawa Bokor. Ia ditemani Yusnina, 38, tetangganya yang mengeluhkan hal yang sama. “Kalau hujan jalan becek itu gundukan tanah merah licin semua. Anak-anak kasihan, banjir, bisa-bisa tenggelam rumah kami,” ujar Yusnina.

Di tempat itu, hanya tersisa enam rumah yang ditinggali sekitar 30 jiwa yang masih bertahan di tengah proyek Tol JORR 2. Lahan mereka tidak dibebaskan Direktorat Jendral Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) sebagai penanggung jawab proyek Tol JORR 2 itu. Tetangga mereka yang tinggal di RT 02/01 sekitar 150 KK sudah menerima ganti senilai Rp8 juta per meter dan lahan mereka sudah dibebaskan. Namun, itu tidak berlaku bagi enam rumah yang saat ini masih berdiri. “Di sini ada anak kecil sekitar 10 orang setiap hari main di tengah proyek. Ada jompo juga sudah stroke nangis mulu apalagi kalau dengar suara mesin (alat berat),” katanya.

Alasannya, lahan yang ditempati tidak masuk trase dampak pengerjaan proyek. Namun, posisi rumah mereka terkepung antara proyek Tol JORR dan tembok perumahan Taman Mahkota. Tidak ada kompensasi Derita mereka makin bertambah. Di gundukan tanah proyek Tol JORR 2 itu saat ini sudah mulai dibangun tembok pembatas. Praktis akses jalan mereka yang selama ini melintasi gundukan tanah akan terputus. “Uang berisik (suara alat berat pengerjaan proyek) pun enggak dibayar, 24 jam pengerjaan suara alat berat juga mengganggu,” kata Yusnina.

Saat Media Indonesia mengunjungi lokasi, Rabu (21/2), getaran dari ekskavator yang meratakan gundukan tanah sangat terasa. Beberapa bagian dari rumah itu retak akibat getaran yang ditimbulkan. Andi, 37, warga, menceritakan, nasib mereka terkatung-katung sejak 2013. Meski ia tidak terkena secara langsung proyek itu, berdasarkan hasil kesepakatan bersama BPN dan PPK diikuti Kecamatan Kelurahan, tiga bidang tanah tersebut akan dibebaskan bersamaan dengan bidang-bidang lain. “Tapi sejak 2014 kami di lempar-lempar dari BPN Kota, Kanwil BPN Provinsi Banten. Sekarang katanya masih dibahas di Kementerian PU-Pera belum ada kabar lagi,” ungkapnya.

Sekretaris Kelurahan Benda, Syukur Yakub, mengatakan, pihaknya bersama perwakilan warga sudah beberapa kali bertemu pihak PPK Pengadaan Lahan Tol JORR 2 untuk membahas nasib tiga bidang tanah yang tidak mendapat pergantian lahan itu. “Prosesnya sekarang di Kementerian PU-Pera. Belum ada lagi kelanjutannya,” kata Syukur. (Mal/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya