Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Bemo Zaman Now Sepi Peminat

(Gana Buana/J-3)
10/1/2018 07:06
Bemo Zaman Now Sepi Peminat
(ANTARA/APRILLIO AKBAR)

AGUSTINUS memperhatikan angkutan berwarna biru dengan nomor polisi berpelat kuning B 3451 GA yang berhenti di depannya. Saat itu, ia memang tengah berpikir keras mencari angkutan umum yang akan mengantarkannya dari Kota Tua, Jakarta Barat, ke wilayah Pademangan, Jakarta Utara. “Baru kali ini mau jajal. Kelihatannya nyaman. Setelah naik, ternyata lebih nyaman daripada bajaj roda tiga,” kata pegawai bank swasta itu. Menurutnya, tarif yang ditawarkan pengemudi justru jauh lebih murah. Jarak sejauh 3,6 kilometer menuju Pademangan dari Kota Tua hanya dihargai Rp5.000. Padahal, bensin yang digunakan sang pengemudi untuk operasional ialah si bensin biru, pertamax.

Dari segi penampilan, sekilas kendaraan yang dikenal sebagai bajaj qute itu persis seperti bemo. Memang kehadirannya di Ibu Kota Jakarta diperuntukkan menggantikan bemo. Keberadaan bemo di Jakarta yang sudah ada sejak perhelatan Asian Games Keempat 1962 itu coba digantikan olehnya. Sejak penghapusan trayek bemo di Jakarta pada 6 Juni 2017, bajaj qute hadir. Namun, kendaraan ini tampaknya minim tersosialisasi pada warga. Akibatnya pengemudi pun masih mengeluh sepi order. Padahal, tarif yang ditawarkan pengemudi jauh lebih murah daripada tarif kendaraan umum lainnya.

“Saya pikir ini mahal sebab dari penampilannya lebih bagus daripada bajaj pada umumnya,” kata Agustinus. Keunggulan angkutan itu, kata Agustinus, ialah kapasitas penumpang. Angkutan itu bisa memuat penumpang hingga batas maksimum empat orang. Bajaj biasa hanya bisa memuat maksimal tiga penumpang dewasa. Angkutan itu terasa nyaman. Di dalamnya tidak terdengar suara bising khas bajaj pada umumnya. Namun, jendelanya yang khas dengan terpal tetap dipasang di kendaraan tersebut. “Lebih nyaman. sih, ini ada ‘AC’-nya lagi, angin cepoi-cepoi,” canda Agustinus.

Mamat, sopir bemo tersebut, mengaku menukar satu bemo miliknya pada Pemprov DKI dengan bemo baru sebagai uang muka pertama. Itu dilakukan lantaran pemerintah berusaha meremajakan eksistensi bemo di Jakarta. Namun, sayangnya, hingga saat ini banyak warga yang ragu menaiki kendaraan anyar tersebut. Karena itu, Mamat masih terseret-seret membayar cicilan pembelian bajaj qute tersebut. Mamat berharap pemerintah membuatkan sistem operasional bajaj qute. Tujuannya agar tidak bersinggungan dengan angkutan lainnya. “Selama ini kami masih bersinggungan dengan bajaj roda tiga lainnya,” tukas dia. (Gana Buana/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya