Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
WAJAH Kampung Tugu kini menjelma menjadi jalur industri.
Lokasinya menghubungkan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Tol Lingkar Luar Jakarta.
Bukan cuma tanah warisan yang hilang dari tangan keturunan orang Tugu. Salah satu warisan leluhur yang juga hilang ialah bahasa Kreol.
Tiadanya para penutur membuat bahasa Kreol tidak lagi dipahami para keturunan Tugu.
Meski masih ada di antara keturunan Tugu yang mengetahui sejumlah kosa kata dari bahasa Kreol, tidak satu pun bisa menggunakannya dalam konteks percakapan.
Kreol berasal dari kata crioulo dari bahasa Portugis.
Bahasa Kreol Portugis mulanya merupakan campuran antara bahasa Portugis dan Melayu, dua bahasa yang berbeda secara alamiah.
Bahasa itu kemudian digunakan juga oleh masyarakat Tugu di Batavia sehingga disebut bahasa Kreol Tugu.
Tuturnya berbeda dengan bahasa Portugis asli.
Misalnya, kata kumi dalam bahasa Kreol artinya 'makan'.
Padahal bahasa Portugisnya adalah comer.
Atau kata voce yang dalam bahasa Portugis artinya anda.
"Nenek moyang kami mendengarnya 'bos'. Dia bilang 'bos'. Jadi seperti apa yang didengar, itulah yang diucapkan," jelas Johan Sopaheluwakan, warga Tugu, baru-baru ini.
Johan meyakini bahasa Kreol sejatinya digunakan sebagai bahasa sandi ketika ada orang asing datang ke Kampung Tugu.
"Ya karena untuk sandi, jadi kan orang-orang tertentu yang memakai," ujarnya.
Itulah mengapa, penggunaannya tidak intens dan tidak mengakar.
Ditambah lagi, Kampung Tugu berkembang menjadi heterogen dan ramai oleh pendatang, membuat Bahasa Kreol semakin tenggelam.
Adriana Theresia Tentua, 71, warga Kampung Tugu yang menikah dengan keturunan Quiko menuturkan, tidak seorang pun di Kampung Tugu kini yang bercakap menggunakan bahasa Kreol.
"Sempat ada yang datang mengajarkan bahasa Kreol di sini, tapi enggak lama. Yang muda-muda saja susah belajarnya, apalagi saya," kata Adriana.
Guido Quiko, warga Tugu lainnya, mengaku mengetahui sejumlah kosa kata dalam bahasa Kreol, tapi tidak memahami struktur tata bahasanya.
"Salah satu bentuk bahasa Kreol yang masih tersisa hingga kini tertera pada lirik lagu Yan Kagaleti dan Gatu du Matu," ungkapnya.
Meski tidak lagi ada penuturnya, sejumlah upaya sempat dilakukan untuk mempertahankan bahasa tersebut.
Salah satunya dengan membuat kamus bahasa Kreol.
Sayangnya, jumlah kosa kata yang mampu dikumpulkan cuma sekitar 2.000.
"Tidak cukup untuk membuat kamus," kata Guido.
Harapan warga Tugu menghidupkan kembali bahasa nenek moyang mereka akan tinggal kenangan karena orang terakhir yang memahami bahasa Kreol ialah Oma Mimi Abrahams yang telah meninggal dunia pada 2012 silam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved