Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
MEDIA massa memiliki peran penting dalam gerakan memberantas narkoba di Indonesia dan dunia.
Melalui pesan yang disampaikan, persepsi masyarakat bisa terbuka bagaimana melihat bahaya barang haram tersebut merusak bangsa.
Hal itu disampaikan Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong dalam acara Forum Komunikasi dan Silaturahim Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama wartawan di Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Menurutnya, dalam memberitakan peredaran narkoba, media semestinya memperhatikan etika dalam memberitakan peredaran gelap narkoba.
"Tentu pesan yang disampaikan agar terhindar dari dampak buruk ke masyarakat. Wartawan perlu melihat dampaknya dan lebih berhati-hati dalam memberitakannya," kata Usman.
Misalnya, sering kali dalam pemberitaan BNN atau Polri menggagalkan penyelundupan narkoba, media lebih menonjolkan nilai rupiah dari narkoba itu jika dibandingkan dengan dampak dari berapa jiwa yang dapat diselamatkan.
"Mungkin saja dengan media menyebut nilai atau harga narkoba itu masyarakat menjadi tergiur untuk menjadi pengedar atau bahkan bandar narkoba," ujar Usman.
Selama ini, kata Usman, media memberitakan peredaran narkoba lebih banyak dari sisi pemberantasan.
Padahal, jika media lebih menonjolkan sisi pencegahan, masyarakat bisa teredukasi agar terhindar dari bahaya narkoba.
Dari data Media Research Center (MRC) sepanjang 1 Januari hingga 30 September 2017, ada 7.628 berita di media daring yang memuat berita dari sisi penindakan. Namun, hanya 1.461 berita di media daring yang isinya dari sisi pencegahan.
Sementara itu, untuk berita media cetak ada 1.275 berita yang memuat dari sisi penindakan. Berita dari sisi pencegahan hanya 371 berita.
Di sisi lain, Usman menilai media juga bisa memberikan berita bersifat empati kepada para korban narkoba. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan pelayanan yang benar, yaitu direhabilitasi dan bukan justru disudutkan.
Hal itu diamini Kabag Humas BNN Komisaris Besar Sulistiandriatmoko. Sulis berharap media bisa menonjolkan pemberitaan dari sisi pencegahan. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih mengetahui bagaimana memerangi bahaya narkoba.
"Misalnya bagaimana seorang ibu bisa survive untuk mengeluarkan anaknya dari kecanduan narkoba dengan cara rehabilitasi. Nanti pembaca bisa tahu apa yang harus dilakukan jika keluarganya terkena narkoba," ujar Sulis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved