Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENYIDIK Kepolisian Daerah Metro Jaya terus melakukan berbagai upaya untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan.
Kali ini, Polri menggandeng kepolisian Australia untuk memperjelas rekaman kamera pengintai (CCTV) yang menangkap kejadian saat Novel disiram air keras. Kepolisian Australia dianggap memiliki teknologi canggih yang mampu memperjelas rekaman CCTV.
"Nanti ada 3 CCTV yang akan diperiksa di sana (Australia). Kami tak bisa memeriksa ya, karena resolusinya rendah. Surat sudah dikirim ke Kedubes Australia dan akan dikirim ke Australia," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/8).
Argo menambahkan, proses pengiriman rekaman CCTV sempat terkendala masalah teknis. Surat yang dikirim kepolisian masih menggunakan format Bahasa Indonesia.
Argo memastikan jika surat tersebut akan tiba di Australia dalam waktu dekat.
"Surat yang dikirim Polda Metro ke Kedubes Australia dan AFP (Australian Federal Police) sudah diterima, dan surat itu akan di-translate dan dikirim ke Australia," jelas Argo.
Novel disiram air keras pada 11 April 2017 sesaat setelah menjalankan salat Subuh di masjid dekat rumahnya. Akibat kejadian itu, Novel harus mendapatkan perawatan di rumah sakit di Singapura.
Sudah hampir empat bulan, polisi belum mampu mengungkap kasus ini. Hal ini membuat Novel pesimistis kasusnya bakal terungkap jika terus ditangani kepolisian. (MTVN/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved