Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
PERUSAHAAN jasa ojek berbasis daring (online) diminta menyiapkan lahan sendiri sebagai tempat berkumpulnya para pengemudi mereka di sekitar stasiun kereta api. Manajer Senior Humas PT KAI Daop 1 Suprapto mengatakan tidak semua stasiun memiliki lahan yang luas di depan stasiun. Jika para pengemudi ojek itu tidak ditempatkan di lahan tersendiri buat menanti penumpang, kemacetan dipastikan tak terelakkan di depan stasiun. "Perusahaan ojek daring seperti Go-Jek, Grab, dan Uber bisa membeli lahan di sekitar stasiun. Jangan menyerobot lahan stasiun. Mereka harus bikin sendiri tempat berkumpul pengemudi ojek mereka. Kami fokus ke pelayanan," kata Suprapto, Rabu (2/8).
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini tengah gencar menertibkan moda transportasi yang kerap mangkal di area stasiun, semisal angkot, bus, ojek pangkalan, dan ojek daring. Penertiban lalu lintas yang semrawut di area stasiun dianggap BPTJ sudah sebagai kebutuhan mendesak. Terdapat 17 stasiun yang dinilai berpotensi memiliki lahan pangkalan ojek dan angkot, di antaranya Stasiun Palmerah, Stasiun Tebet, Stasiun Cawang, dan Stasiun Manggarai. Suprapto mengatakan hingga saat ini belum ada perusahaan ojek daring yang mengajukan permohonan pengadaan lahan untuk tempat berkumpul pengemudi ojek daring.
Pihaknya menduga perusahaan-perusahaan itu masih ragu berinvestasi karena khawatir timbul gesekan dengan pengemudi ojek pangkalan. "Sampai saat ini belum ada yang mengajukan. Masih terkendala gejolak sosial buat titik jemput. Takutnya ada kecemburuan dengan ojek pangkalan," ujarnya. PT KAI mendukung tiap langkah perusahaan swasta untuk ikut menjaga ketertiban lalu lintas di area stasiun. Namun, bantuan dari KAI dipastikan tidak bisa lebih dari itu. KAI memilih fokus pada pelayanan penumpang yang jumlahnya kian meningkat. "Tidak mungkin kita bereskan ini hanya melibatkan PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) saja. Dibutuhkan kerja sama dari pemerintah pusat dan Pemprov DKI, juga swasta," tandasnya.
Perpindahan penumpang
Rabu (2/8), Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengunjungi Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, untuk memantau situasi lalu lintas di aera stasiun pada jam sibuk. Dalam pengamatannya, pada pukul 08.00 hingga 09.00 WIB, Stasiun Cikini dipadati penumpang yang turun dari kereta untuk beraktivitas. Kebanyakan hendak berangkat kerja. Tiadanya lahan untuk area parkir bagi angkutan umum membuat jalan di depan Stasiun Cikini macet parah. Bus dan ojek memenuhi separuh badan jalan untuk menanti penumpang.
"Setelah kunjungan saya ke lapangan, kemacaten itu terjadi karena perpindahan moda penumpang KRL ke moda transportasi lain yang tidak terfasilitasi dengan baik. Penumpang berkeliaran di mana-mana mencari angkutan lainnya sehingga mereka melakukan pergerakan sembarangan dan mengganggu aktivitas jalan," ujar Bambang. Selain karena perpindahan moda transportasi, penyebab kemacaten lainnya disebabkan parkir transportasi umum yang tidak terfasilitasi dengan baik. "Seperti taksi dan bus, mereka tidak terfasilitasi untuk mengambil penumpang sehingga mereka menggunakan badan jalan dan jalan menyempit hingga terjadi bottleneck," kata Bambang.
Tidak tertutup kemungkinan, lahan ojek daring dan pangkalan akan disatukan demi penataan lingkungan stasiun. "Kami lagi berpikir bagaimana lahan ojek online dan pangkalan dijadikan satu saja. Mereka kan punya pangsa pasar masing-masing," kata dia. (J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved