Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
DINAS Perhubungan DKI Jakarta mencatat masih ada sekitar 700 bus metromini yang tak laik jalan tapi tetap memaksakan diri beroperasi. Targetnya, awal 2018, bus-bus tersebut sudah tidak lagi terlihat di jalanan.
Kepala Bidang Transportasi Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Aroffi menjabarkan jumlah itu sejatinya sudah jauh berkurang dari sebelumnya yang mencapai ribuan unit lima tahun lalu. Saat ini, secara total masih ada 1.200 unit bus ukuran sedang dari seluruh operator seperti Metro Mini, Kopaja, dan Kopami.
“Bus ukuran sedang sekarang tinggal 1.200 unit dari semua operator. Yang terbanyak memang ada pada metromini dan Kopaja. Jumlah metromini sendiri tinggal 700 unit lagi,” ujar Masdes di Balai Kota, kemarin.
Ia menjelaskan bus-bus tersebut tak laik jalan karena sudah berumur lebih dari sepuluh tahun. Jumlahnya terus menyusut karena Perda DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi melarang bus sedang dengan tahun pembuatan yang sudah berusia lebih dari 10 tahun beroperasi.
Supaya dapur para pengusaha bus itu tetap ngebul, Pemprov DKI telah menawarkan solusi yakni dengan mengajak mereka bergabung ke PT Transportasi Jakarta (Trans-Jakarta). Jika berkeras tak mau bergabung, para pengusaha itu terpaksa gulung tikar.
Kerja sama pembiayaan
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan para pengusaha bus metromini saat ini sudah merugi dengan keberadaan bus Trans-Jakarta.
“Saya bertemu dengan pengusaha metromini. Mereka akui saat ini rugi besar karena tidak ada lagi penumpang. Maka itu saya ajak, tolong segera berubah. Kalau enggak berubah, ya, habis,” kata dia.
Kemarin, Djarot meneken nota kerja sama antara Pemprov DKI dan PT BNI Syariah untuk merevitalisasi bus metromini yang akan bergabung dengan Trans-Jakarta. Realisasi kerja sama itu dalam bentuk bantuan pembiayaan kepada para pemilik metromini untuk merevitalisasi armada mereka agar sesuai standar bus Trans-Jakarta.
Sebagai langkah awal, BNI Syariah akan membiayai revitalisasi 300 bus metromini. Nantinya, bus-bus itu akan berganti nama menjadi minitrans.
Sudah kolaps
Oloan Simarmata, 59, salah satu pengusaha yang punya 10 bus metromini, mengaku usahanya sudah kolaps karena sepi penumpang. Ia sadar bus konvensional sudah tergerus jika harus berkompetisi dengan Trans-Jakarta. Terlebih bus Trans-Jakarta sudah sangat murah dalam segi ongkos.
“Lama-lama metromini akan tergerus kalau saya tidak ambil langkah lain,” tandas Oloan yang telah memutuskan untuk bergabung dengan Trans-Jakarta.
Simulasi penghitungannya, nantinya setiap bulan pemilik akan mengantongi pendapatan kotor sebesar Rp36 juta-Rp38 juta sebulan. Pendapatan itu kemudian dipotong dengan besaran biaya cicilan bus sekitar Rp10 juta-Rp11 juta kepada BNI Syariah.
Setelah dipotong gaji sopir dan pembelian bahan bakar, para pengusaha akan mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp5 juta-Rp6 juta per bulan. (MTVN/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved