Kebakaran Meningkat, DKI Rugi Ratusan Miliar

SEPANJANG tahun ini, DKI Jakarta merugi Rp264,72 miliar akibat kebakaran. Dengan meningkatnya jumlah kasus kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) DKI Jakarta mengimbau warga lebih waspada, terutama ketika meninggalkan rumah saat mudik.

Kepala Dinas Damkar DKI Jakarta Subejo mengatakan nilai kerugian itu dihitung sejak Januari sampai Juni 2017. Kebakaran paling sering terjadi sepanjang Ramadan.

Dinas Damkar mencatat ada 62 kasus kebakaran pada periode 27 Mei sampai 9 Juni. Total kerugiannya mencapai Rp16,18 miliar. Ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu, yakni 54 insiden kebakaran dengan kerugian sebesar Rp13,78 miliar.

“Objek kebakaran yang paling banyak bangunan perumahan. Sisanya, bangunan umum perdagangan, bangunan industri, kendaraan, instalasi luar gedung, lapak, dan sampah,” paparnya.

Penyebab utama kebakaran ialah hubungan pendek arus listrik (korsleting) dan kebocoran gas. “Kapan pun kita harus waspada soal kebakaran. Bukan hanya saat Ramadan, musim kemarau itu juga rawan,” kata dia.

Pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai Pemprov DKI Jakarta harus membuat peta kawasan rawan kebakaran. Untuk memutus mata rantai kebakaran, dia pun menyarankan pemprov untuk memeriksa kembali peruntukan kawasan padat berdasarkan aturan tata ruang.

“Jika sudah sesuai, segera lakukan penataan kawasan permukiman dan perumahan yang lebih baik. Kalau tidak sesuai, harus direlokasi dan kembali ke fungsi semula kawasan sesuai dengan peruntukannya,” ujarnya.

Daerah yang paling merugi akibat kebakaran Ramadan ini ialah Jakarta Utara. Meski jumlah kebakarannya selisih satu di bawah Jakarta Timur, kerugian dari 15 kasus ditaksir mencapai Rp12,48 miliar. Sebanyak 160 kepala keluarga di lahan seluas 4.490 meter persegi terdampak kerugian.

“Kita tahu bahwa Jakarta Utara padat sekali dengan bangunan semipermanen sehingga kebakaran lebih cepat menjalar. Di kampung padat itu juga sering terjadi pencurian listrik,” ujar Nirwono mengomentari pola kebakaran di Jakarta Utara.

Siaga saat mudik

Dinas Damkar DKI mengimbau warga agar melapor kepada RT se­tempat sebelum mudik. Warga perlu meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi sebagai antisipasi jika hal-hal darurat terjadi ketika rumah mereka ditinggal mudik.

“Cabut semua steker dari colokan listrik untuk menghindari korsleting, seperti AC, TV, dan kulkas. Lalu pe­riksa kembali kompor gas atau minyak apakah sudah padam. Jika ingin lebih aman lagi, lepaskan regulator dari tabung gas,” papar Subejo.

Dinas damkar juga sudah menyediakan call center Jakarta Siaga pada nomor 112. Subejo mengaku dinas damkar juga telah menyosialisasikan nomor-nomor suku dinas damkar di lima wilayah kota di Jakarta melalui stiker yang mereka sebarkan. (Aya/J-4)