Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SEJUMLAH makanan dan minuman kedaluwarsa ditemukan di Pasar Asemka, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, dalam razia Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) DKI Jakarta, kemarin sore.
Makanan kedaluwarsa itu ditemukan di sebuah gudang di kawasan Pintu Besar Selatan. Gudang itu berisi makanan seperti biskuit, permen, cokelat, dan minuman sirup.
Produk-produk penganan itu menurut rencana akan dijual dalam paket parsel yang biasa dibeli masyarakat untuk kebutuhan Lebaran.
Kepala Badan POM DKI Jakarta Dewi Prawita Sari mengatakan temuan itu bermula saat pihaknya menggelar pengecekan rutin di tempat itu.
Dari tiga kali pengecekan, terungkap si pemilik tak juga memusnahkan makanan kedaluwarsa itu.
Padahal, Badan POM sudah memerintahkan pemilik memusnahkan barang yang sudah tak layak.
"Malah si pemilik mengganti label tahun dan bulan kedaluwarsanya agar makanan itu bisa dijual kembali," kata Dewi ketika ditemui di lokasi.
Ia menuturkan jumlah makanan kedaluwarsa itu hingga beratus-ratus dus yang tersimpan di gudang atas toko berukuran 7x20 meter.
Makanan sitaan itu pun langsung dibawa Badan POM untuk dimusnahkan. Sementara itu, beberapa sampel akan diuji coba di laboratorium.
Dewi menyatakan makanan kedaluwarsa yang ditemukan di toko itu cukup berbahaya.
Makanan itu mengandung bakteri patogen yang jika dikonsumsi manusia akan menyebabkan koma hingga meninggal dunia.
Sejauh ini, Dewi meyakini masih banyak makanan kedaluwarsa yang tersebar di Jakarta.
Beberapa di antaranya diyakini sudah terbungkus dalam parsel.
Untuk itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat membeli parsel.
Pemilik gudang, Ale, 47, menampik dirinya disebut menjual makanan kedaluwarsa.
Ia beralasan dirinya tidak mengetahui masalah itu karena segala urusan pengiriman barang dan pengambilan makan dalam gudang dilakukan anak buahnya.
"Sejak barang datang, yang mengerjakan adalah karyawan saya. Saya tidak tahu, saya cuma terima laporan saja," kilahnya. (Mal/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved