Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Kawasan Kalijodo kembali Dikuasai Preman

Akmal Fauzi
24/4/2017 19:17
Kawasan Kalijodo kembali Dikuasai Preman
(MI/PANCA SYURKANI)

TIDAK efektifnya terminal parkir elektronik (TPE) di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat, dimanfaatkan para preman untuk mengambil keuntungan. Tarif parkir dipatok tinggi oleh preman yang diduga dikomandani oleh Daeng Azis dan Daeng Jamal.

Dua orang itu diketahui sempat menguasai prostitusi Kalijodo sebelum diubah menjadi ruang publik. Kini, para preman kembali masuk dengan menguasai pengelolaan parkir.

Para preman itu mengenakan seragam rompi berwarna hijau untuk memungut biaya parkir para pengunjung. Untuk sepeda motor, tarif parkir berkisar Rp3ribu-Rp5 ribu. Sementara untuk kendaraan roda empat atau mobil, dikenakan tarif Rp10 ribu.

Meski beberapa kendaraan di sekitaran Jalan Kepanduan II, inspeksi Banjir Kanal Barat (BKB) tampak tersusun rapi, beberapa di antara kendaraan dibiarkan masuk ke arena taman, merusak sejumlah rumput, dan paving block.

Media Indonesia, pada Senin (24/4), sempat menjumpai seorang pria tengah meminta hasil parkir ke juru parkir liar yang jumlahnya lebih dari 20 orang. Total setoran untuk satu juru parkir itu senilai Rp100 ribu.

"Untuk bos," kata pria tersebut singkat. Di tangan pria itu terdapat catatan nama juru parkir yang bertugas.

Bos yang dimaksud diduga ialah Daeng Azis dan Daeng Jamal. Tak ada satu pun petugas Dinas Perhubungan di lokasi. Para preman itu secara terang-terangan meminta tarif parkir ke pengunjung. Bahkan, tak sedikit ada unsur pemaksaan.

"Tadi dikasih Rp2 ribu gak mau, mintanya Rp3 ribu. Maksa-maksa mereka," kata Rizki, 29, seorang pengendara sepeda motor yang berkunjung ke kawasan Kalijodo yang kini asri.

Menurutnya, juru parkir liar itu harus ditertibkan agar Kalijodo bebas dari premanisme.

"Harus bersih dari preman ini. Sudah bagus malah jadi terkesan buruk nanti," ujar warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu.

Saat dimintai konfirmasi, Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Sigit Wijatmoko membenarkan, para preman yang dikomandoi Daeng Azis dan Daeng Jamal menguasai lahan parkir di Kalijodo.

"Itu Daeng-Daeng masa lalu (Daeng Azis dan Daeng Jamal). Mereka sekarang mulai kuasai (lahan parkir)," terangnya.

Menurut Sigit, pihaknya sebenarnya sudah menempatkan juru parkir resmi untuk mengelola parkir di Kalijodo.

"Juru parkir ada lima untuk ditempatkan di TPE. Untuk menghindari gesekan karena jumlah mereka banyak lalu pengunjung juga membeludak, maka kami tarik mundur," ujarnya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk menertibkan juru parkir yang dikuasai preman itu.

"Besok kami tempatkan tim kami dari Lintas Jaya yang terdiri atas unsur polisi dan TNI untuk back up juru parkir kami. Dua minggu lalu juga sudah ada 11 juru parkir liar diamankan Polres Jakarta Utara," ujarnya.

Menurutnya, langkah itu dilakukan sembari mengubah sistem parkir dari TPE ke sistem parkir gate. Minggu ini rencananya akan direalisasikan sistem tersebut.

Sistem TPE memang tidak berjalan effektif. Lima TPE saat ini praktis tidak berfungsi.

"Banyak warga yang tiak menggunakan TPE, maka kami mau ubah," katanya.

Nantinya parkir gate akan di pasang dua pintu masuk di sisi Jakarta Barat tepatnya di Jalan Tubagus Angke, dan sisi Jakarta Utara dari Jalan Teluk Gong.

Nantinya tarif parkir satu jam pertama yakni Rp2 ribu untuk sepeda motor dan Rp5 ribu untuk mobil.

"Nantinya untuk 15 menit pertama kami kenakan gratis parkir," tuturnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik