Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Perkulakan Kramat Jati Beroperasi Juni

Yanurisa Ananta
20/4/2017 08:50
Perkulakan Kramat Jati Beroperasi Juni
(ANTARA)

PERUSAHAAN Daerah (PD) Pasar Jaya memastikan Pasar Perkulakan Kramat Jati, Jakarta Timur, mulai beroperasi pada Juni nanti.

Direktur Teknik PD Pasar Jaya Adi Wijaya mengatakan konsep perkulakan di Pasar Induk Kramat Jati akan membuat harga pangan di pasar-pasar tradisional akan menjadi lebih murah karena dijual secara grosir.

Terpotongnya mata rantai distribusi akan mencegah munculnya permainan tengkulak sembako sehingga harga jadi lebih murah 10%.

"Tujuannya agar pedagang tradisional lebih sejahtera dan tidak dipermainkan tengkulak. Masyarakat pun mendapat harga yang murah," ujarnya.

Gedung Pasar Perkulakan Kramat Jati dibangun di atas tanah seluas 3.800 meter persegi.

Hanya pihak-pihak tertentu yang boleh berbelanja secara grosir di pasar itu, yakni pedagang PD Pasar Jaya yang memiliki kartu khusus, para penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan pegawai negeri sipil (PNS).

Dengan demikian, pembeli eceran seperti ibu rumah tangga yang tidak memiliki KJP dan bukan PNS tidak bisa membeli kebutuhan pangan secara eceran di sana.

Namun, Adi memastikan manfaat konkret ke masyarakat ialah murahnya harga yang akan diterima.

Ia mengaku PD Pasar Jaya hanya mengambil margin keuntungan sebesar 1%-2% dari harga yang dilepas produsen.

"Jadi nanti ketika pedagang menjual lagi, harganya tetap masih murah. Kepastian murahnya harga ini harus tetap dikontrol. Jika ada harga yang tidak sesuai, harus ditegur pedagangnya," kata Adi.

Sejatinya, pasar itu akan beroperasi pada Desember 2016. Namun, dengan alasan kendala teknis, pengoperasiannya jadi molor.

Di usianya yang kini sudah 50 tahun, PD Pasar Jaya masih gagal menjalankan fungsi utamanya menjaga stabilitas harga, apalagi mengintervensi harga pasar supaya menjadi murah.

PD Pasar Jaya hanya berhasil dalam pengelolaan gedung sehingga bangunan fisik pasar-pasar di Jakarta saat ini sudah jauh lebih bersih dan modern.

Hanya pencitraan

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia Riant Nugroho mengaku pesimistis pasar perkulakan itu bisa memberi manfaat yang signifikan kepada masyarakat.

Pasalnya, mekanisme harga pasar saat ini jauh lebih dominan dalam penentuan harga barang ketimbang intervensi pemerintah.

Apalagi, sambungnya, PD Pasar Jaya telah terlalu lama membiarkan mekanisme harga barang dikuasai oleh tengkulak.

Akibatnya, bukan hal yang gampang bagi pemerintah untuk ikut menentukan harga pasar saat ini.

"Saya melihat pasar perkulakan itu hanya untuk pencitraan. Paling harga turun hanya 3%-5%. Mekanisme harga pasar di Jakarta itu jauh lebih dominan ketimbang intervensi harga oleh PD Pasar Jaya," imbuh Riant.

Riant mencontohkan Pasar Perkulakan Kebayoran Lama yang sudah karut-marut harganya.

Begitu juga dengan Pasar Perkulakan Blok M yang kini pengelolaannya diambil alih swasta.

"Jadi sekali lagi itu cuma untuk pencitraan saja supaya PD Pasar Jaya dinilai peduli kepada pedagang dan masyarakat. Itu sudah telat karena seharusnya dari dulu tugas utama itu sudah dilaksanakan," ujarnya.

Ia berpendapat diperlukan penjagaan stabilitas harga pangan yang berkesinambungan bagi pedagang usaha kecil dan menengah (UKM). (J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya