Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta tak perlu ragu mengadopsi strategi reklamasi pemerintah Singapura dalam mengatasi masalah daya tampung dan daya dukung ruang wilayah yang semakin kritis.
Ketua Indonesian Land Reclamation & Water Management Institute Sawarendro mengatakan tak cuma Singapura, negara-negara lain juga mengambil kebijakan reklamasi guna menambah luas wilayah negaranya.
“Singapura itu bisa menjadi contoh,” kata dia.
Sebelum Singapura merdeka pada 1965, sambung dia, luas wilayah negara itu baru 581 kilometer persegi. Sementara itu, pada 2015, luasnya berkembang menjadi 719 kilometer persegi. Perluasan wilayah negeri jiran itu ditempuh dengan cara reklamasi.
“Saat ini luas wilayah Singapura telah bertambah tak kurang dari 130 kilometer persegi. Lebih besar daripada wilayah DKI Jakarta, 661 kilometer persegi, tapi lebih kecil daripada New York, 784 kilometer persegi,” jelas Sawarendro.
Hingga 2030, ujarnya, pemerintah Singapura masih terus memperluas lahan wilayah mereka. Setidaknya sekitar 100 kilometer persegi lahan baru akan dibuat Singapura lewat reklamasi.
“Hal ini dilakukan untuk mengimbangi potensi perkembangan penduduk Singapura di masa mendatang,” tambahnya.
Dalam menanggapi dampak reklamasi terhadap lingkungan, Sawarendro mengatakan teknologi saat ini sudah semakin canggih. Ekologi dan reklamasi bukan lagi hal yang terpisah. “Saat ini, dengan strategi perencanaan dan pengendalian yang tepat, reklamasi bisa membantu untuk mendukung kondisi lingkungan yang lebih baik,” tegasnya.
Kota waterfront
Pakar teknik perairan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Hernawan menambahkan Jakarta sangat membutuhkan reklamasi untuk mengatasi problem daya tampung saat ini. “Sebagai kota, Jakarta bahkan lebih padat jika dibandingkan dengan Singapura,” kata Hernawan.
Luas Jakarta memang lebih kecil daripada Singapura, tapi penduduk Ibu Kota bahkan lebih banyak. Saat ini, diperkirakan, Jakarta dihuni sekitar 10 juta orang, sedangkan Singapura didiami 5,6 juta jiwa.
Karena semakin padat, sambung Hernawan, penduduk Jakarta membutuhkan lebih banyak ruang untuk tempat tinggal dan bekerja. Sementara itu, pengembangan wilayah di Jakarta hanya mungkin dilakukan di bagian utara.
“Ke sisi timur, barat, dan selatan Jakarta sudah tidak bisa lagi menjadi pilihan,” jelas Hernawan.
Dengan reklamasi, tambahnya, Jakarta juga dapat mempercantik diri untuk menjadi kota metropolitan kelas dunia. Konsep waterfront city yang akan dibangun di pantai utara Jakarta juga tidak kalah dengan yang ada di berbagai negara maju.
Waterfront city di pantai utara Jakarta yang menjadi bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara) akan memberikan daya tarik berupa ruang terbuka hijau, bangunan-bangunan untuk pusat aktivitas, hunian, dan pusat perkantoran dalam suatu wilayah yang berdekatan.
“Semua ini didukung dengan berbagai fasilitas yang memadai yang bersebelahan dengan lingkungan perairan,” kata Hernawan. (J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved