Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Menguji Persiapan Banjir

Sri Cahya Lestari
03/1/2016 00:00
Menguji Persiapan Banjir
( ANTARA FOTO/Jafkhairi)
HUJAN yang mengguyur wilayah hulu (Bogor) pada Jumat (01/01) sore mengakibatkan ketinggian air di Bendung Katulampa meningkat. Pada pukul 18.10 WIB tercatat ketinggian Bendung Katulampa mencapai 110 cm atau siaga 3. Limpahan debit air di hulu itu menyebabkan 2 kelurahan (Kampung Melayu dan Kramat Jati) di Jakarta Timur dan 3 kelurahan (Bukit Duri, Pejaten Timur, Kebon Baru) di Jakarta Selatan, terendam banjir pada pagi harinya (02/01). Dari informasi Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, air mulai masuk ke permukiman sejak pukul 03.00 WIB, saat ini mulai berangsur surut.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan upaya mengantisipasi banjir. Salah satunya dengan menyiagakan pompa sebagai andalan utama untuk menangani banjir. Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Denny Wahyu Haryanto, mengatakan penanganan dengan menggunakan pompa sudah bisa maksimal untuk penanganan jangka pendek. "Total ada 446 unit pompa stasioner dan 96 unit pompa mobile yang sudah disiapkan sebab pompa ini menjadi andalan utama untuk menangani banjir. " ujar Denny Wahyu Haryanto saat dihubungi, kemarin.

Baru jangka pendek

Adanya pompa-pompa air tersebut, ungkap Denny, hanya bia menanggulangi banjir di daerah rawan banjir. Namun, bila Jakarta diguyur hujan lokal selama beberapa hari berturut-turut dan dibarengi hujan di wilayah hulu, penanganan dengan pompa tidak akan berpengaruh. "Karena itu normalisasi saluran air, penerapan tanggul, dan pengurasan saluran waduk segera dirampungkan guna mencegah banjir jangka panjang. Saat ini masih penanganan jangka pendek," imbuh Denny.

Untuk meminimalisasi jatuh korban akibat banjir, jelas Denny, pihaknya mengoptimalkan peringatan dini kepada masyarakat. Khususnya kawasan titik rawan banjir melalui jejaring sosial, seperti SMS, BBM, dan email. Sementara itu, Kota Depok sebagai wilayah penyangga Jakarta terus membongkar ratusan bangunan liar yang berdiri memanjang di tebing Kali Baru, Kelurahan Sukamaju Baru, Tapos, Jalan Raya Bogor. Ada 450 dari 1.000 bangunan liar yang berdiri di sana sudah dibongkar.

"Tujuan dari pembongkaran ini ialah untuk mengantisipasi banjir di hilir jika hujan turun. Sebab selama ini, 20 perumahan di Kota Depok selalu banjir saat musim hujan," ungkap Kadis Bina Marga Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Depok Manto, kemarin.  Pihaknya, jelas Manto, juga mengantisipasi 55 titik rawan banjir. Caranya dengan menormalisasi melalui pembangunan, rehabilitasi, peningkatan, dan pemeliharaan saluran drainase dan normalisasi situ. Di sisi lain, kerugian materi akibat banjir bandang yang melanda di Dusun Sugihan, Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, diperkirakan mencapai Rp700 juta.

Terdapat 251 rumah mengalami kerusakan dan empat unit di antaranya roboh diterjang air bah saat malam pergantian tahun lalu. Menurut Kepala Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Sukardi, banjir bandang tersebut merendam 253 rumah di 6 RT di Dusun Sugihan, Desa Kedungsumber. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, terjangan banjir yang disertai lumpur sempat membuat jalur provinsi yang menghubungkan Kabupaten Bojonegoro-Nganjuk terputus. "Sempat ditutup dua hari karena banyaknya material dan lumpur yang menutup akses Jalan Bojonegoro-Nganjuk," ujar Sukardi. (KG/YK/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya