Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Perdagangan AS Defisit, Negara Mitra Diselisik

(AFP/Ihs/I-1)
01/4/2017 09:00
Perdagangan AS Defisit, Negara Mitra Diselisik
(AP Photo/Evan Vucci)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS), Do­nald Trump, Jumat (31/3), memerintahkan stafnya untuk menetapkan negara dan produk yang menyebabkan perdagangan AS defisit hingga US$50 miliar (Rp666,3 triliun). Pejabat tinggi AS menyebutkan Trump akan mengeluarkan sejumlah perintah eksekutif yang bertujuan membasmi penyebab dan pelaku di balik defisit itu. Ini menjadi langkah pertama menuju konversi sistem perdagangan AS. Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengatakan satu perintah akan dihasilkan melalui analisis ‘negara per negara, produk per produk’ dan akan dilaporkan kembali ke Trump dalam waktu 90 hari.

Menurut Ross, mereka akan mencari bukti ‘kecurangan’, perilaku tidak pantas, perjanjian dagang yang tidak memenuhi janji, penegakan yang longgar, penyalahgunaan mata uang, dan kendala larangan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). “Itu akan menjadi dasar pemerintah mengambil keputusan,” ujarnya. Perintah ini terjadi seminggu menjelang Trump bertemu Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan mungkin akan terlihat sebagai peringatan kepada Beijing.

“Tidak perlu dikatakan penyebab defisit nomor satu ialah Tiongkok, dan negara-negara lain yang berpotensi akan terlihat,” ujar Ross. Selain Tiongkok, sejumlah negara termasuk Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Swiss, Taiwan, Indonesia,dan Kanada masuk daftar tersebut. Namun, Ross mengatakan defisit bukan berarti AS akan melakukan tindakan balasan atau perbaikan akan diambil.

“Ini sedikit sulit untuk mengatakan bahwa seseorang ialah pelaku kejahatan jika mereka ialah penyedia produk yang kita tidak punya. Dalam beberapa kasus mereka lebih baik membuat produk atau dapat melakukannya jauh lebih murah dari kita,” ujarnya. “Ini tidak berarti semua yang berada dalam daftar singkat ini ialah pelaku kejahatan,” tambahnya. (AFP/Ihs/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya