Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Prancis Tanam Investasi US$2,6 M

Rudy Polycarpus
30/3/2017 05:13
Prancis Tanam Investasi US$2,6 M
(MI/PANCA SYURKANI)

PRESIDEN Joko Widodo menyambut baik kunjungan Presiden Prancis Francois Hollande yang membawa 40 pengusaha dengan komitmen investasi baru sekitar US$2,6 miliar (Rp34,6 triliun). "Saya menghargai kunjungan Presiden Hollande kali ini yang disertai sekitar 40 pengusaha. Saya menyambut baik komitmen baru investasi pengusaha Prancis, sekitar US$2,6 miliar, untuk peningkatan kerja sama di bidang energi, infrastruktur, dan ritel," ujar Presiden Jokowi saat konferensi pers dengan Presiden Francois Hollande di Jakarta, Rabu (29/3). Hollande merupakan Presiden pertama Prancis yang mengunjungi Indonesia dalam 31 tahun ini.

Terakhir, Presiden Francois Mitterrand melakukannya pada 1986. Dalam pertemuan itu, Jokowi juga berterima kasih kepada pemerintah Prancis yang telah membantu Indonesia melawan perlakuan diskriminatif bagi produk kelapa sawit nasional di pasar Eropa. Prancis telah membatalkan pemberlakuan pajak progresif bagi produk kelapa sawit Indonesia. Selain itu, kedua negara sepakat membangun kerja sama bilateral baru dalam dua bidang, yakni maritim dan ekonomi kreatif. Di bidang maritim, Indonesia berharap penangkapan ikan ilegal dapat diberlakukan sebagai sebuah tindak kejahatan terorganisasi transnasional.

"Di bidang ekonomi kreatif, kerja sama di bidang sinematografi, perfilman, fesyen, dan ekonomi digital akan dikembangkan," kata Jokowi menambahkan. Total, lima nota kesepahaman turut ditandatangani delegasi kedua negara dalam kunjungan Presiden Hollande ini. Presiden Hollande menyebut Indonesia merupakan mitra penting bagi Prancis. Terlebih, kedua negara dikenal sebagai kekuatan besar dari negara demokrasi. Karena itu, pemerintah Prancis hendak memperkuat kemitraan tersebut melalui sejumlah kesepakatan lain. Hollande juga mengatakan negara sebesar Indonesia harus memiliki kemandirian di bidang pertahanan. Untuk itu, kedua negara juga akan melakukan kerja sama di bidang pertahanan. "Kita sadar bahwa negara Prancis dan Indonesia di kawasan seperti ini harus memiliki kemandirian di bidang pertahanan, memiliki alat-alat persenjataan, dan personalia yang tepat untuk keamanan dan pertahanan," katanya.

Kredibilitas diakui
Hollande merupakan pemimpin negara besar kedua yang mengunjungi Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun ini setelah Raja Salman bin Abdulaziz al Saud dari Arab Saudi. Kunjungan mereka dinilai berdampak positif bagi Indonesia karena dari sisi ekonomi investasi bertumbuh dan dari sisi politik kredibilitas pemerintah semakin diakui. "Maknanya banyak sekali. Pertama pengakuan atas kredibilitas pemerintah meskipun di dalam negeri belum sinkron antara legislatif dan eksekutif dengan rakyat, tapi dalam pandangan pihak luar, Indonesia bisa menyelesaikan masalah-masalah mendasar," jelas pakar hubungan internasional, Teuku Rezasyah. (Ire/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya