Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PELAKU pengeboman mematikan di Paris pada 40 tahun lalu, Carlos the Jackal, menghadiri persidangannya di Pengadilan Prancis. Buron paling dicari pada 1970 dan awal 1980 itu menyatakan kebencian akan kekerasan sebelum memasuki gedung pengadilan. “Saya suka orang. Saya orang baik. Saya tidak suka kekerasan,” tutur pria bernama asli Ilich Ramirez Sanchez itu. Selama tiga minggu ke depan, lelaki 67 tahun itu akan disidang atas serangan mematikan di Apotek Publicis, toko ramai pembeli di Saint-Germain-des-Pres, jantung kota tepi kiri Paris. Dengan berbalut jaket dan kain saku merah, Carlos mencium tangan pengacara sekaligus pasangannya, Isabelle Coutant-Peyre, sebelum memberikan ciuman ke media.
Sosok ramping dan beruban itu mendapat julukan the Jackal dari media yang menganggapnya kerap lolos dari aparat keamanan internasional. Julukan berasal dari fiksi teroris pada 1971 karangan Frederick Forsyth, The Day of the Jackal, yang menjadi film populer. Lelaki yang mengaku sebagai revolusioner profesional itu ditangkap di Khartoum, Sudan, pada 1994 oleh polisi Prancis dan sudah menjalani hukuman seumur hidup atas pembunuhan dua polisi di Prancis pada 1975 bersama mantan kawan yang mengkhianatinya.
Pria Venezuela itu juga dinyatakan bersalah atas empat pengeboman di Paris dan Marseille pada 1982 dan 1983 yang menargetkan beberapa kereta dan menewaskan 11 orang serta melukai hampir 150 lainnya. Dia mengaku secara pribadi bertanggung jawab atas 80 kematian, sedangkan 1.500 lainnya dilakukan organisasinya. “Tidak satu pun dalam perlawanan orang Palestina yang mengeksekusi lebih banyak orang daripada saya, tapi saya satu-satunya yang selamat. Sayangnya, dalam semua pertempuran ada korban tak berdosa,” kata Carlos. Coutant-Peyre mengatakan sidang itu buang-buang waktu dan uang. “Apa gunanya sidang untuk kejadian yang begitu lama?” tanyanya.
Sementara itu, perhatian Prancis kini fokus pada ancaman teroris setelah serangkaian serangan berdarah terjadi. Namun, Carlos yang didakwa atas pembunuhan yang bersifat teroris menyangkal keterlibatannya dalam kelompok teroris. Pengacara Georges Holleaux yang mewakili dua janda dari korban tewas dan 16 orang senasib lainnya akibat serangan Apotek Publicis mengatakan kliennya menikmati kesempatan untuk melihat Carlos menghadapi keadilan. “Para korban telah menunggu begitu lama agar Carlos dihakimi dan dihukum. Luka mereka tidak pernah sembuh,” katanya sebelum sidang. Pada 1979 majalah Al-Watan al-Arabi menerbitkan wawancara dengan Carlos yang berisi pengakuan bahwa ia melakukan serangan ituNamun, itu dibantahnya dalam persidangan. Pada sore hari pada 15 September 1974, granat dilemparkan ke pintu masuk Apotek Publicis, sehingga menewaskan dua orang dan menyebabkan 34 orang luka-luka. (AFP/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved